Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Francis Belin dari Christie's Ungkap Masa Depan Investasi Barang Mewah

HGK_Francis Portrait - 05.27.25 - 1004.jpg
Francis Belin, Presiden Christie's Asia Pasifik, saat berfoto di kantornya di The Henderson, Central, Hong Kong. Dok: CHRISTIE’S IMAGES LTD. 2025
Intinya sih...
  • Asia menjadi pasar yang signifikan bagi Christie's, dengan 45 persen nilai penjualan barang mewah koleksi berasal dari wilayah tersebut.
  • Pasar barang mewah koleksi menunjukkan ketangguhan di tengah tantangan ekonomi global.
  • Kolektor Asia didominasi oleh milenial berusia 40-an.

Jakarta, FORTUNE - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang membuat banyak merek ritel mewah melaporkan perlambatan, ada segmen yang justru menunjukkan ketangguhannya. Inilah pasar barang mewah koleksi atau collectible luxury, dengan objek seperti jam tangan vintage, perhiasan langka, dan karya seni tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan rekor penjualan baru. Jauh dari sekadar tren musiman, benda-benda ini telah membuktikan dirinya sebagai kelas aset alternatif yang tangguh, dengan nilai yang didasarkan bukan pada mode, melainkan pada kelangkaan, sejarah, dan kemampuannya sebagai penyimpan nilai (store of value) yang aman.

Untuk sejenak menilik fenomena bisnis ini, Fortune Indonesia berbincang dengan Francis Belin, Presiden Christie's Asia Pasifik, di kantornya di The Henderson, Hong Kong, pada akhir Mei lalu. Belin memberikan perspektif orang dalam yang tajam mengenai strategi di balik layar, pergeseran fundamental ihwal selera kolektor, dan kekuatan dominan pembeli dari Asia.

Di tengah tantangan ekonomi global, bagaimana Anda melihat performa pasar barang mewah koleksi (collectible luxury) saat ini, khususnya di Asia?

Di Christie's secara global, Asia adalah kawasan yang sangat signifikan. Tahun lalu, 26 persen dari total nilai penjualan global kami dibeli oleh kolektor Asia. Jika kita merujuk spesifik ke kategori barang mewah, angkanya melonjak menjadi 45 persen. Ini berarti Asia membeli hampir separuh dari nilai yang kami jual. Untuk kategori seperti fine wine atau tas, angkanya bahkan lebih dari separuh.

Pasar barang mewah koleksi terbukti sangat tangguh. Anda bisa lihat dari hasil lelang kami [pada pekan terakhir Mei]: perhiasan terjual US$48 juta, dua sesi lelang wine terjual hampir 100 persen, dan tas terjual 95 persen. Jadi, kami berhasil menjual barang dengan sangat baik. Ini menunjukkan bahwa pasar barang mewah koleksi berada dalam kondisi yang sehat.

Apa yang mendorong kondisi yang resilient ini, terutama saat banyak merek fesyen mewah melaporkan penurunan?

Hal yang menarik untuk saya amati adalah adanya pergeseran. Jika Anda lihat berita utama hari-hari ini, banyak merek mewah mengalami masa sulit. Namun, pasar barang koleksi kami tetap kuat. Saya pikir ini adalah pergeseran besar dari sekadar "membeli" menjadi "mengoleksi."

Orang sadar bahwa jika Anda membeli sebuah barang koleksi, barang itu tidak akan ketinggalan zaman. Anda tidak membelinya karena sedang tren, Anda membelinya karena barang itu penting secara historis dan memiliki kemampuan sebagai penyimpan nilai (store of value).

Sepuluh atau 15 tahun kemudian, barang itu kemungkinan besar akan tetap menjadi barang koleksi yang nilainya bertahan atau bahkan meningkat. Ini adalah salah satu pergeseran terbesar yang kami lihat, dan ini sangat menguntungkan bagi apa yang kami lakukan.

Dalam hal selera, pergeseran spesifik apa yang Anda amati di antara para kolektor?

Pada setiap kategori, ada tren yang berbeda. Mari ambil contoh jam tangan. Selama pandemi, semua jenis jam tangan sangat kuat, terutama jam tangan kontemporer [yang diproduksi 10-15 tahun terakhir]. Namun, sejak 2022, pasar jam tangan kontemporer mulai terkoreksi.

Sebaliknya, jam tangan vintage [dari periode 1950-an, 1960-an, dan 1970-an] justru terus bertumbuh dengan stabil. Hal ini menarik karena tugas kami juga untuk membimbing para kolektor tentang apa yang harus dipilih, mana yang merupakan penyimpan nilai yang baik, dan objek mana yang penting secara historis sehingga layak dikoleksi.

Jadi, mengamati pergeseran selera ini adalah bagian terpenting dari pekerjaan kami, bukan hanya melihat angka penjualan total.

Bagaimana dengan demografi kolektor? Anda menyebut ada banyak kolektor muda dari Asia.

Betul. Asia memiliki proporsi pembeli milenial yang sangat tinggi, sekitar 50-60 persen dari total pembeli di Christie's. Saat kami bilang "muda", yang kami maksud adalah milenial yang kini berusia 40-an.

Yang menarik adalah, para kolektor muda ini mungkin memulai dari kategori yang lebih mudah dipahami seperti jam tangan, perhiasan, atau seni kontemporer. Namun, mereka sangat cepat belajar dan melakukan riset.

Dalam waktu singkat, mereka akan masuk ke kategori yang membutuhkan pengetahuan lebih dalam dan penguasaan akademis, seperti keramik Tiongkok, lukisan kuno, atau barang antik. Ini adalah tren yang sangat menarik karena menunjukkan keseriusan dan kedalaman mereka dalam mengoleksi.

Di luar angka penjualan akhir, apa metrik kesuksesan sebuah lelang dari perspektif Christie's?

Sukses bagi kami bukan hanya soal memecahkan rekor harga. Hal pertama dan terpenting adalah menciptakan kegembiraan saat kami merilis katalog. Kami ingin para kolektor merasa bahwa kami telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mencari objek-objek yang paling didambakan—objek yang benar-benar ingin mereka tambahkan ke koleksinya.

Hal terburuk adalah jika lelang kami dianggap "membosankan". Setelah itu, tentu kami ingin ada interaksi, penawaran yang intens, dan kompetisi. Ini penting untuk mencapai hasil terbaik bagi penjual, tetapi juga untuk pasar secara keseluruhan.

Saat kami berhasil menjual lukisan Affandi dengan rekor baru, misalnya, seluruh pasar akan terangkat. Jadi, kuncinya adalah menemukan objek yang tepat dengan harga yang pantas—tidak terlalu murah, tetapi juga tidak terlalu mahal—untuk menjaga pasar tetap bergerak dan sehat.

Langkah investasi atau ekspansi strategis apa yang Christie's ambil untuk memperkuat posisinya pada ranah collectible luxury?

Kami terus berinvestasi secara agresif pada pilar ini karena kami sangat percaya pada potensinya.

Sebagai contoh, tahun lalu kami mengakuisisi Gooding & Company, sebuah rumah lelang mobil vintage yang berbasis di California, untuk melayani kolektor pada kategori tersebut.

Kami juga baru saja mendapatkan kembali lisensi untuk melelang wine di New York setelah bertahun-tahun, dan akan menggelar lelang perdana koleksi Bill Koch, salah satu kolektor wine paling ikonik di Amerika.

Selain itu, kami juga telah membuka toko jam tangan online tempat klien dapat langsung membeli koleksi pilihan.

Pandemi telah mengakselerasi transformasi digital pada semua sektor. Bagaimana teknologi mengubah cara Christie's berinteraksi dengan kolektor dan membentuk masa depan lelang?

Pandemi memang menjadi momen penting. Saya ingat lelang "ONE" pada Juli 2020, lelang besar pertama kami di tengah pandemi, ketika tidak ada yang bisa bepergian. Kami harus menghubungkan kolega dan klien dari Hong Kong, London, hingga New York secara virtual, dan itu sukses besar.

Pengalaman itu mendorong kami mengembangkan semua aset dan inovasi digital. Hasilnya, kini kami memiliki yang terbaik dari dua ranah tersebut. Para kolektor senang bisa datang langsung ke ruang pameran kami yang baru untuk melihat objek secara fisik, tetapi mereka juga bisa dengan sangat mudah menawar secara online untuk objek senilai 5 atau 10 juta dolar Hong Kong dari mana saja. Fleksibilitas inilah masa depan bisnis kami.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us