Jakarta, FORTUNE – Saat ini banyak milenial dan Gen Z memutuskan untuk berinvestasi sejak dini. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang meraih pendapatan miliaran rupiah per bulan sebelum usianya menyentuh 40 karena tak ragu terjun menjadi investor.
Menurut Lifepal, investor dapat diartikan sebagai penanam uang atau modal dalam suatu usaha dengan tujuan mendapat keuntungan. Bahkan, dalam beberapa jenis investasi, para investor berusaha mendapatkan keuntungan sebesar mungkin, sekalipun harus menghadapi risiko tinggi.
Investor berpengalaman tidak pernah lupa bahwa mereka mungkin kehilangan semua uangnya saat investasi tidak berjalan dengan baik. Namun, mereka juga tahu bahwa upayanya dapat berujung laba berkali-kali lipat.
Jenis-jenis investor
Secara umum, terdapat dua jenis penanam modal, yaitu ritel dan institusional. Penjelasan dan perbedaan keduanya akan dijelaskan sebagai berikut.
- Investor institusional
Investor institusional adalah organisasi seperti perusahaan keuangan atau reksadana yang berinvestasi dalam saham dan instrumen keuangan lainnya. Mereka membangun portofolio cukup besar.
Mereka seringkali dapat mengakumulasi dan mengumpulkan uang dari beberapa penanam modal kecil–baik individu atau perusahaan–untuk mengambil investasi lebih besar. Oleh karena itu, investor institusional memiliki kekuatan dan pengaruh pasar yang jauh lebih besar ketimbang jenis ritel. Contoh penanam modal institusional adalah dana pensiun, dana lindung nilai, reksadana.
- Investor ritel
Berbeda dengan institusi, investor ritel adalah individu yang melakukan investasi sendiri atau perwalian. Perbedaannya, mereka bertindak atas nama individu. Karena tidak diizinkan menjadi anggota bursa saham apa pun, mereka harus membeli atau menjual melalui perantara broker-dealer.
Berdasarkan metode pemilihan saham, ada sejumlah kelompok penanam modal ritel:
- Metode saham investasi nilai, khusus mencari sekuritas dengan nilai intrinsik yang tinggi dibandingkan nilai kapitalisasinya.
- Metode saham investasi pendapatan, khusus memilih saham perusahaan yang loyal dalam pembagian dividen sehingga pendapatan yang diterima aman dan rutin.
- Metode saham investasi pertumbuhan, berfokus pada pertumbuhan perusahaan jangka panjang.
Karakter Investor
Dalam berinvestasi, setiap investor memiliki karakter untuk menentukan jenis investasi yang akan dilakukan. Hal ini akan berpengaruh pada pertimbangan investor dalam mempertimbangkan profil risiko investasinya. Profil risiko ini bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial serta tujuan investasi.
Profil risiko ini nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbal balik (return) dan seberapa besar toleransi risiko yang akan ditanggung. Perlu diingat, risiko tinggi dalam investasi dapat memberikan dua hal, yakni untung yang tinggi atau rugi besar. Berikut beberapa jenis investor:
- Tipe Konservatif
Seorang penanam modal yang menganut tipe konservatif cenderung memiliki profil risiko yang rendah dan lebih memilih bermain aman.
Investor ini biasanya menghindari instrumen investasi yang berisiko tinggi dan berpotensi membuatnya kehilangan aset atau modal pokoknya berkurang. Biasanya, mereka lebih memilih instrumen investasi yang imbal hasilnya tidak terlalu besar, namun stabil.
Investasi yang dilakukan oleh investor konservatif sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu panjang. Beberapa instrumen investasi yang cocok untuk penanam modal bertipe konservatif adalah deposito, reksadana pasar uang, dan emas. - Tipe Moderat
Karakter investor moderat diisi oleh penanam modal yang masih mau menerima risiko kerugian jangka pendek, namun juga masih menargetkan keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat inflasi atau bunga deposito.
Penanam modal tipe moderat memahami bahwa risiko investasi itu ada, namun dia tidak ingin modal pokoknya lenyap atau rugi banyak. Instrumen investasi yang cukup sesuai untuk penanam modal tipe moderat adalah reksadana pendapatan tetap atau campuran. - Tipe Agresif
Investor agresif tentu saja memiliki cara yang agresif dalam menanamkan modalnya. Dia memahami risiko dan berani mengambil risiko demi keuntungan besar. Investor jenis ini juga siap rugi akibat kehilangan modal pokoknya.
Investor dengan profil risiko agresif biasanya bermain di instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi, seperti perdagangan saham, reksadana saham, dan valuta asing. Investor jenis ini biasanya juga tak segan masuk ke sektor properti.
Cara menjadi seorang investor
Merujuk pada referensi cara menjadi investor di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI), Lifepal merangkumnya menjadi tiga langkah utama berikut.
- Siapkan dokumen pribadi, seperti KTP, NPWP, Buku Tabungan
- Isi formulir di perusahaan sekuritas dan membawa materai untuk proses penandatanganan dokumen
- Setorkan dana awal ke nomor rekening dana investor untuk deposit dengan besaran dana yang tergantung kebijakan perusahaan sekuritas
- Perusahaan sekuritas yang dipilih baiknya adalah yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perusahaan sekuritas akan membantu kita melakukan transaksi jual beli saham yang dipilih.