Jakarta, FORTUNE – Emiten produk keramik, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI), membalikan rugi menjadi laba di kuartal III/2023, sebesar Rp1,76 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan tercatat rugi Rp1,59 miliar.
Presiden Direktur PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk, Yohas Raffli, mengatakan, pendekatan model bisnis yang diterapkan saat ini, yakni customer-centric business, di mana dasar semua keputusan strategis harus berfokus kepada pelanggan mendorong bisnis perusahaan..
“Feedback pelanggan sangat berguna untuk meningkatkan produk dan layanan seiring meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand, baik di segmen keramik maupun hotel,” ujarnya dalam keterangan, Kamis (2/11).
Meski laba mencatat kenaikan, namun penjualan IKAI sempat tertekan menjadi Rp164,51 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendorong kinerja
Saat ini, bisnis IKAI ditopang oleh tiga bisnis utamanya, PT Internusa Keramik Alamasri (INKA), PT Hotel Properti Internasional (HPI) dan PT Saka Mitra Sejati (SMS). Adapun pendapatan aktif saat ini disumbang penjualan homogenous tile, pendapatan dari bisnis hotel, dan pengembangan properti.
Pertumbuhan kinerja keuangan perseroan saat ini didukung oleh meningkatnya pendapatan anak usaha hotel pasca pandemi Covid-19. Kinerja segmen hotel meningkat sebesar 118 persen dari tahun sebelumnya yang meraih pendapatan Rp36,46 miliar di kuartal III/2022.
Meski segmen hotel tumbuh signifikan, segmen keramik berkontribusi terbesar terhadap pendapatan perseroan hingga 57,13 persen, sisanya dari anak usaha hotel dan manufaktur.
Adapun, segmen usaha manufaktur di bawah INKA, melakukan efisiensi biaya produksi, sehingga tidak menambah beban operasional perseroan agar mencapai margin rasio terhadap revenue lebih maksimal. Total produksi keramik INKA hingga September 2023 mencapai 1.062.459 meter persegi. IKAI juga melakukan restrukturisasi utang anak usaha.