Harga minyak Jatuh Setelah Aramco Pangkas Harga

Pemangkasan harga pengiriman Oktober sebesar US$1 per barel.

Harga minyak Jatuh Setelah Aramco Pangkas Harga
Shutterstock/Maksim Safaniuk
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Senin (6/9). Hal ini terjadi setelah produsen minyak raksasa Arab Saudi, Aramco, pada Minggu (5/9), mengumumkan pemangkasan harga pengiriman Oktober sebesar US$1 per barel untuk semua jenis minyak mentah yang dijual ke Asia. Kondisi ini juga menandakan bahwa pasokan global sedang naik.

Dampak pemangkasan harga oleh Saudi Aramco

Mengutip ANTARA News, Selasa (7/9), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 39 sen menjadi US$72,22 per barel. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Oktober berada di angka US$68,89 per barel yang menunjukkan penurunan 40 sen dari harga sebelumnya.

Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy mengatakan bahwa Asia merupakan konsumen terbesar Saudi Aramco. Jajak pendapat Reuters atas para penyuling minyak Asia menunjukkan bahwa pemotongan harga ini lebih besar dari yang diharapkan.

“Ini menandakan bahwa hubungan penawaran-permintaan sedikit bergeser, para pedagang tidak bisa tidak mengikuti jalan itu hari ini," kata Bjornar menanggapi pemangkasan yang terjadi.

Peningkatan pasokan minyak global

ANTARA News menuliskan, pasokan minyak global meningkat karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC Plus) meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan antara Agustus dan Desember.

“Mengingat OPEC Plus melanjutkan rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan, meskipun data lemah dari Tiongkok dan AS meningkatkan kekhawatiran perlambatan serta Arab Saudi mencari pangsa pasar di kawasan itu, minyak kemungkinan akan tetap di bawah tekanan," ucap Jeffrey Halley, analis pasar senior untuk Asia Pasifik di broker OANDA.

Memburuknya kinerja perekonomian AS

Pelemahan harga minyak mentah berjangka pada perdagangan Senin menambah penurunan yang sudah terjadi pada Jumat (3/9), setelah laporan pemulihan ekonomi AS yang tidak merata. Situasi ini mengindikasikan adanya perlambatan permintaan bahan bakar setelah bangkit dari pandemi.

Namun penurunan harga minyak pada perdagangan Senin ini tertahan oleh kekhawatiran bahwa pasokan AS akan tetap terbatas karena Badai Ida. Pemerintah AS melepaskan minyak mentah dari cadangan minyak strategis karena produksi di Pantai Teluk AS tengah berjuang untuk pulih. Sekitar 1,5 juta barel minyak dan 1,8 miliar kaki kubik gas alam per harinya juga ditutup karena badai.

Badai Ida menyebabkan sejumlah perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi untuk pertama kalinya dalam lima minggu. Data dari Baker Hughes menunjukkan pada hari Jumat bahwa jumlah rig minyak saja turun paling banyak sejak Juni 2020.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024