Jakarta, FORTUNE - PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) menargetkan pendapatan perusahaan akan mencapai Rp219,25 miliar pada akhir 2023, bahkan optimistis meningkat hingga 18,51 persen menjadi Rp259 miliar pada akhir 2024.
Direktur Utama IKAI, Yohas Raffli, mengatakan pertumbuhan positif ini didukung oleh segmen manufaktur yang masih mendominasi kontribusi pada pendapatan perusahaan.
“Total produksi lantai keramik per kuartal III/2023 sudah mencapai 1,1 juta meter persegi,” katanya dalam public expose IKAI, Jumat (8/12). “Segmentasi distribusi manufaktur didominasi oleh jalur distributor, di mana jaringan distributor modern outlet mendominasi.”
Meski begitu, menurut laporan keuangan terbuka IKAI per September 2023, perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal III-2023 hingga 4,10 persen secara tahunan, dari Rp171,55 miliar dalam periode yang sama pada tahun lalu, menjadi Rp164,51 miliar pada 2023.
Membalikkan rugi jadi untung
Lebih lanjut, Yohas mengungkapkan bahwa perusahaan berhasil membalikkan kondisi rugi bersih sebesar Rp38,18 miliar pada kuartal III-2022, dengan mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp1,21 miliar pada kuartal III-2023.
Yohas mengatakan bahwa pendekatan model bisnis yang diterapkan saat ini adalah customer-centric business, yang maksudnya adalah dasar semua keputusan strategis harus berfokus kepada pelanggan untuk mendorong bisnis perusahaan.
“Feedback pelanggan sangat berguna untuk meningkatkan produk dan layanan seiring meningkatkan loyalitas mereka terhadap brand, baik di segmen keramik maupun hotel,” katanya.
Terus dorong lini bisnis
Bisnis IKAI ditopang oleh tiga bisnis utamanya, PT Internusa Keramik Alamasri (INKA), PT Hotel Properti Internasional (HPI) dan PT Saka Mitra Sejati (SMS). Manufaktur sendiri masih jadi yang paling mendominasi, namun sektor lain–perhotelan dan properti–akan lebih didorong untuk bisa semakin bertumbuh.
Yohas menyebutkan bahwa pada 2024, IKAI menyiapkan anggaran belanja modal (capex) untuk sektor manufaktur sebesar Rp3 miliar, sementara untuk HPI dan SMS capex yang ditargetkan mencapai Rp5 miliar. “Kalau bisnis hotel kami akan melakukan peremajaan fasilitas hingga peningkatan fasilitas hotel,” ujarnya.
Sementara itu, Yohas juga mempersiapkan pengembangan bisnis pada segmen properti, dengan membangun kabin dan restoran di Bali pada 2024, dilanjutkan pembangunan hotel baru pada 2025. Ia meyakini penambahan portofolio ini nantinya bisa menambah kontribusi pendapatan perusahaan, paling tidak mulai 2025.