Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023 di Gerdung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/1). Jokowi menyebut, kinerja pasar modal Indonesia sepanjang 2022 cukup baik di tengah turbulensi ekonomi dunia.
Mantan Walikot Solo ini juga mengatakan, prospek pasar modal Indonesia masih sangat menjanjikan. Hal tersebut antara lain bisa dilihat dari tingkat investor pasar modal dalam negeri yang saat ini didominasi oleh generasi muda dengan rincian 55 persen adalah anak-anak muda di bawah 30 tahun dan 70 persen, 70 persen lainny merupakan di bawah 40 tahun.
"Kita juga patut bersyukur bahwa indeks (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) di 2022 itu mengalami kenaikan 4,1 persen dibandingkan bursa-bursa di negara-negara lain yang mengalami penurunan yang sangat panjang," ujarnya.
Tepat pukul 09.00 WIB, Presiden Joko Widodo menekan layar sentuh dan menandatangani sertifikat sebagai tanda peresmian pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman.
Kinerja IHSG
Jokowi mengungkapkan bahwa indeks pasar modal Indonesia di tahun 2022 naik 4,1 persen dibandingkan banyak negara yang justru mengalami penurunan tajam. “Market cap (kapitalisasi pasar) juga tumbuh 15 persen sampai di angka Rp9.499 triliun. Ini juga bukan sebuah angka yang kecil, angka yang besar di tengah turbulensi ekonomi global di tahun 2022,” katanya.
Jokowi bersyukur IHSG mampu tumbuh positif di tengah penurunan yang dialami oleh bursa di negara lain. Oleh sebab itu, ia tetap berharap pertumbuhan ini stabil berlangsung pada tahun ini.
“Optimisme tapi waspada dan hati-hati, tantangan di tahun 2022 utamanya ekonomi global dengan ketidakpastian yang sulit dihitung, sulit dikalkulasi, kita berharap ekonomi kita masih bisa tumbuh di angka di atas 5 persen,” katanya.
Ia menyampaikan juga bahwa tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah di atas 5 persen. Maka dari itu, dia berharap ekonomi 2023 masih dapat tumbuh di atas 5 persen.
Pencabutan PPKM
Jokowi juga menegaskan pemerintah telah resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, upaya pencabutan ini bukanlah sebuah ‘gagah-gagahan’ lantaran sebelumnya pemerintah telah melakukan kajian selama 10 bulan. Berdasarkan data kualitatif, Indonesia menujukkan masih bisa mengendalikan angka Covid-19.
“Angka BOR, positivity rate kita semuanya, di bawah, angka kematian, semuanya di bawah standar WHO. Sehingga, kemarin kita putuskan di akhir tahun PPKM dicabut. Dan, ini semoga bisa nanti mendorong, men-trigger ekonomi kita untuk tumbuh lebih baik dibanding tahun 2022,” ujar Presiden.