Mengenal Istilah Fork Dalam Sistem Perdagangan Kripto

Fork ditunggu karena berpeluang mendatangkan keuntungan.

Mengenal Istilah Fork Dalam Sistem Perdagangan Kripto
Ilustrasi fork dalam kripto. (dok. Pintu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Fork adalah pembaruan pada sistem mata uang digital yang dilakukan oleh banyak pihak melalui kesepakatan terbuka.
  • Terdapat tiga pihak yang dapat membuat keputusan terkait Fork di dalam protokol Bitcoin, yaitu pengembang, penambang, dan pencatat transaksi.
  • Ada dua jenis Fork dalam sistem kripto, yakni hard fork dan soft fork, yang memiliki dampak berbeda terhadap jaringan blockchain.

Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia perdagangan mata uang Kripto, terdapat satu istilah yang dikenal dengan sebutan ‘Fork’. Hal ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan fitur atau mengatasi masalah keamanan dalam dunia blockchain yang sangat terdesentralisasi.

Mengutip artikel Pintu Academy, Fork adalah sebuah pembaruan yang dilakukan pada sistem mata uang digital. Hal ini serupa dengan proses pembaruan pada perangkat lunak yang biasa Anda gunakan. Bedanya, proses pembaruan dilakukan oleh banyak pihak melalui kesepakatan yang sifatnya terbuka.

Untuk memperbaharui program terdesentralisasi seperti Bitcoin, pengembang akan membuat salinan dari program Bitcoin dan memodifikasi kode di baliknya. Program ini menjadi program versi baru yang dapat diunduh oleh siapa pun dari internet. Namun, program versi lama pun masih tersedia untuk diunduh. Pengguna program (seperti miner atau full nodes) dapat memilih ingin menjalankan program baru atau yang lama.

Desentralisasi

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Dalam jaringan seperti bitcoin, setidaknya ada tiga pihak yang dapat membuat keputusan terkait Fork di dalam protokol Bitcoin, yakni developer (pengembang), miner (penambang), dan full nodes (pencatat transaksi).

Pengembang bertugas membuat dan memperbaharui kode dari Bitcoin. Sementara, penambang adalah pihak yang mengamankan jaringan dengan menjalankan software Bitcoin, lalu mengeluarkan energi untuk memverifikasi transaksi dan membuat blok baru.

Sedangkan, full nodes adalah pengguna Bitcoin yang menyimpan seluruh data transaksi Bitcoin dari hari pertama, yang membantu memvalidasi/mengirim/menerima transaksi, dan juga menyediakan infrastruktur seperti block explorer (website untuk melihat transaksi di jaringan bitcoin).

Ketiganya harus mencapai suatu kesepakatan sebelum terjadinya perubahan, dan setiap pihak memiliki suara dalam menentukan perubahan yang akan terjadi di dalam program.

Bila developer ingin mengubah kode, dia bisa menyalin program dan memperbaharui kode tersebut, tetapi dia tidak dapat memaksa miners dan full nodes untuk mengadopsi kode tersebut. Miners dan full nodes dapat memilih apakah mereka mau untuk menggunakan versi baru atau versi lama. Hal ini akan menjamin desentralisasi dalam setiap keputusan, seperti Fork.

Jenis

Ilustrasi fork dalam kripto. (dok. Pintu)

Ada dua jenis fork yang terjadi dalam sistem kripto, yakni hard fork dan soft fork. Menurut Pintu Academy, Hard fork adalah perubahan software yang tidak kompatibel dengan versi lama, yang biasa terjadi karena ada perubahan yang berlawanan dengan protokol lama.

Sebagai contoh, jika komunitas Bitcoin miner terpecah menjadi dua dan masing-masing menjalankan software Bitcoin yang tidak kompatibel satu sama lain, jaringan blockchain tersebut akan terpisah menjadi dua jaringan berbeda.

Sedangkan soft fork, perubahan perangkat lunak yang masih kompatibel dengan versi lama dan masih dapat berkomunikasi dengan versi lama. Perubahan ini tidak berlawanan dengan protokol lama, sehingga dapat berjalan secara paralel dan tidak ada percabangan menjadi dua blockchain yang berbeda.

Keuntungan

Ilustrasi Hard Fork. (dok. Pintu)

Keuntungan dari sistem fork ini salah satunya adalah nilai koin ganda, khususnya pada jenis hard fork. Saat terjadi hard fork, maka transaksi sebelumnya yang terjadi di protokol lama juga dicatat di protokol baru.

Dengan demikian, jika Anda memiliki sejumlah koin dari protokol lama, maka Anda juga akan mendapatkan jumlah koin yang sama di protokol baru. Namun nilai dari koin baru tergantung dari apakah protokol baru bisa bertahan dan memiliki nilai dalam jangka waktu yang lama.

Sebagai contoh, Bitcoin (BTC) mengalami hard fork pada tanggal 1 Agustus 2017 menjadi versi Bitcoin baru yang disebut sebagai Bitcoin Cash (BCH). Jadi apabila anda memiliki 2 BTC sebelum 1 Agustus 2017, maka Anda juga akan memiliki 2 BCH di jaringan baru Bitcoin Cash. Namun, saat fork terjadi, Anda tidak serta-merta memiliki nilai yang sama dengan koin sebelumnya.

Saat terjadi fork di tahun 2017, 1 BTC pada waktu bernilai US$3,600 dan 1 BCH senilai dengan US$300. Tapi, saat Mei 2021, harga 1 BTC setara dengan US$55,000 (15x) dan 1 BCH setara dengan US$1,300 (4.3x).

Walaupun kenaikan tidak memiliki rasio yang sama, momen fork tetap dinanti oleh investor untuk meraup keuntungan, karena investor mendapat koin gratis.

Related Topics

KriptoFork

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

35 Ucapan Maulid Nabi Muhammad 2024, Penuh Makna!
Meninjau Valuasi Spin-Off Anak Usaha Adaro dan Dampaknya
Adhi Karya Digugat PKPU Gara-Gara Proyek Hambalang
Apakah Uang Rp100 Ribu Bisa investasi? Ini Pilihannya
Mobil BYD Mulai Banyak Terlihat di Jalan, Ini Data Impornya
Tiga Pesan Penting Sidang Kabinet Terakhir Jokowi di IKN