Jakarta, FORTUNE – Sinyal optimistis yang ditunjukkan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed terait kondisi inflasi di Januari dan Februari 2024, berpotensi membuat Bitcoin (BTC) kembali menyentuh All Time High (ATH). Pasar kripto bereaksi cukup signifikan dengan terjadinya pembalikan harga secara menyeluruh.
Analis dan trader kripto, Fyqieh Fachrur, menilai situasi ini dapat diinterpretasikan sebagai sikap dovish dan bullish oleh pasar kripto. Bitcoin berhasil melonjak kembali di atas US$67.000, sementara Ethereum (ETH) naik di atas US$3.500.
Menariknya, kenaikan harga ini tampaknya didorong oleh permintaan perdagangan pasar spot. "Data arus masuk ETF BTC spot pun dapat mengkonfirmasi permintaan BTC yang meningkat,” katanya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (22/3).
Analisis teknikal Bitcoin telah berada jauh di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 hari dan 200 hari yang memperkuat sinyal harga bullish. Penembusan harga Bitcoin di atas level resistensi US$69.000 akan mendukung pergerakan menuju ATH US$73.808. Kembalinya ke ATH dapat membuat kenaikan mencapai level US$75.000 atau sekitar Rp 1,18 miliar (kurs Rp15.768,10 per dolar AS).
Fyqieh juga melihat kekhawatiran atas penurunan harga Ethereum telah mereda meskipun ada berita tentang upaya SEC (Securities and Exchange Commission) untuk mengklasifikasikan ETH sebagai sekuritas. Ini menunjukkan bahwa sentimen pasar tetap positif, meskipun ada potensi hambatan regulasi.
Gelombang optimisme
Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed baru-baru ini menciptakan gelombang optimisme di pasar kripto, yang mendorong kenaikan harga signifikan terutama terhadap BTC dan ETH.
Menurut Fyqieh, dengan reaksi pasar yang sangat positif dan strategi investasi yang cerdas, para investor kripto memiliki peluang unik untuk mengoptimalkan portofolio mereka di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Sebaliknya, jika penurunan kembali terjadi dan melewati level US$65.000 dapat membuat Bitcoin bergerak ke level support $64.000. Pembacaan RSI 14 Harian menunjukkan BTC kemungkinan besar akan kembali ke ATH US$73.808 sebelum memasuki wilayah overbought,” kata Fyqieh.
Waktu yang tepat
Fyqieh menilai, dengan kondisi pasar saat ini bisa jadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan strategi investasi, seperti Dollar Cost Averaging (DCA), untuk mengumpulkan BTC atau ETH dengan harga yang lebih terjangkau, sebelum pasar bergerak naik lebih cepat.
Menurutnya, strategi ini bisa menguntungkan saat memasuki kuartal berikutnya, dengan harapan kondisi pasar yang lebih kondusif. “Menjelang peristiwa halving, harga BTC tampaknya akan menjadi lebih volatile, menawarkan peluang bagi para trader yang berhati-hati untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga yang signifikan,” ujarnya.
Dalam konteks halving BTC, yang secara historis telah memicu peningkatan harga dalam jangka panjang, Fyqieh mengungkapkan bahwa strategi jangka panjang mungkin lebih menguntungkan dibandingkan dengan trading jangka pendek.
Investor yang memiliki visi jangka panjang mungkin menemukan ini sebagai kesempatan untuk menambah posisi mereka di BTC, sambil tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi harga pasca-halving.