Kenali Perbedaan Divestasi dan Investasi, Jangan Keliru!

Investor wajib tahu

Kenali Perbedaan Divestasi dan Investasi, Jangan Keliru!
Ilustrasi divestasi (unsplash/gabrielle henderson)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pengertian divestasi

    Divestasi adalah pengurangan jenis aset finansial atau barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Divestasi merupakan kebalikan dari investasi yang bertujuan untuk menambah aset.

  • Tujuan divestasi

    Divestasi digunakan untuk mengurangi beban kerugian, memperoleh profit jangka panjang, dan normalisasi aset agar bisnis utama bisa lebih optimal.

  • Metode divestasi

    Metode divestasi meliputi direct selling, spin-off, dan carve-off. Perbedaan divestasi dan investasi terletak pada kegiatan, tujuan, dan motivasinya.

Istilah investasi pasti sudah tidak asing lagi bagi para investor dan masyarakat umum. Namun, ada istilah lain yang mungkin cukup asing bagi orang awam, yaitu Divestasi. Di kalangan investor, istilah tersebut bukan sesuatu yang baru.

Berbeda dengan investasi, divestasi merupakan kebalikan dari investasi yang sudah banyak diketahui masyarakat umum. Pada dasarnya, investasi dan divestasi merupakan dua hal berbeda dalam dunia ekonomi dan keuangan.

Lantas, apa perbedaan divestasi dan investasi? Berikut informasi terkait divestasi hingga perbedaannya yang wajib diketahui.

Pengertian divestasi

Sebelum mengetahui perbedaan divestasi dan investasi, ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian disinvestasi. Dari pengertiannya, divestasi adalah pengurangan jenis aset finansial atau barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan kegiatan investasi yang bertujuan untuk menambah aset untuk mendapatkan sejumlah keuntungan.

Sebaliknya, divestasi justru kegiatan yang mengurangi aset. Maka dari itu, divestasi kerap dipahami sebagai kebalikan dari kegiatan investasi.

Tidak heran, istilah divestasi dikaitkan dengan kegiatan pelepasan, pembebasan, atau pelampiasan. Kegiatan divestasi ini juga bisa dilakukan dalam bentuk penjualan, pemisahan, atau pengurangan belanja modal.

Tujuan divestasi

Secara sekilas, divestasi mungkin dipandang sebagai kegiatan yang merugikan karena mengurangi modal atau aset. Namun, divestasi ternyata banyak dimanfaatkan sebagai salah satu strategi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa mendatang.

Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, potensi lini bisnis perusahaan bisa berkembang. Pengurangan aset bisa menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan bisnis utama demi menghasilkan imbal hasil yang lebih besar.

Adapun beberapa tujuan divestasi lainnya yang ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut.

1. Mengurangi beban kerugian

Aset atau modal yang tidak menghasilkan menjadi kemungkinan yang bisa terjadi dalam melakukan investasi. Ketika aset tidak memberikan manfaat bahkan menyebabkan sejumlah kerugian, perusahaan wajar saja melakukan divestasi dengan melepas aset tersebut.

Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi beban kerugian yang dialami oleh suatu perusahaan. Dengan begitu, investor bisa menghindari penanggungan biaya kerugian yang tidak diinginkan. 

2. Memperoleh profit jangka panjang

Setiap perusahaan tentu ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal dari bisnis yang dijalankan. Dalam rangka meraih profit jangka panjang, tidak sedikit perusahaan harus melakukan sebuah pengorbanan. 

Divestasi menjadi salah satu pengorbanan yang umum dilakukan guna mencapai tujuan tersebut. Meskipun begitu, pengurangan aset tidak dilakukan secara sembarang. Sebelum memutuskan divestasi, suatu perusahaan sudah melakukan analisis dan riset secara mendalam agar tidak merugi.

3. Normalisasi aset

Salah satu satu tujuan divestasi yang banyak dilakukan adalah normalisasi aset. Tidak dapat dipungkiri bahwa aset biasanya memiliki tanggungan biaya tambahan. Mulai dari biaya perawatan, pajak, dan tambahan biaya operasional lainnya.

Untuk menghindari pengeluaran yang lebih besar, divestasi banyak dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Metode divestasi

Dalam melakukan divestasi, ada beberapa metode atau cara yang umumnya dilakukan sebuah perusahaan. Metode divestasi ini juga termasuk ke dalam perbedaan divestasi dan investasi yang cukup signifikan.

Berikut beberapa metode divestasi yang dapat dilakukan sebuah perusahaan.

1. Metode Direct Selling

Divestasi satu ini dilakukan dengan penjualan aset secara aset secara langsung. Dalam hal ini, perusahaan akan menjual aset kepada pihak lain. Metode ini cukup umum dan paling banyak digunakan dan diterapkan karena terbilang mudah.

Biasanya, kegiatan ini dilakukan dengan menjual saham, unit bisnis, atau jenis aset lainnya.

2. Metode Spin-off

Metode satu ini dilakukan dengan melebur suatu bisnis ke dalam entitas atau perusahaan lain, tetapi masih menjadi satu kesatuan dengan perusahaan utama.

Umumnya, metode Spin-Off dilakukan pada perusahaan yang memiliki dua bisnis terpisah dan berbeda. Dengan demikian, perusahaan bisa melakukan efisiensi biaya. 

3. Metode Carve-Off

Dalam metode Carve-Off, perusahaan induk akan menjual persentase tertentu ekuitas anak perusahaannya pada publik lewat penawaran pasar modal. Dengan begitu, metode membuat entitas terpisah dari perusahaan induk.

Perbedaan divestasi dan investasi

Dari penjelasan sebelumnya, bisa dikatakan bahwa divestasi dan investasi merupakan dua hal yang berbeda satu sama lain. Perbedaan divestasi dan investasi mudahnya dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan. Berikut beberapa perbedaan yang bisa dijumpai:

1. Kegiatan

Salah satu perbedaan yang mudah untuk dikenali, yaitu dari kegiatan keduanya. Investasi merupakan kegiatan penanaman modal, sedangkan divestasi merupakan penarikan modal. 

2. Tujuan 

Selain itu, tujuan yang ingin dicapai keduanya juga berbeda. Investasi bertujuan untuk menambah aset. Dengan menambah aset, perusahaan atau investor bisa melindungi diri dari guncangan ekonomi, seperti inflasi. 

Berbeda halnya dengan divestasi, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi aset yang dirasa kurang menguntungkan atau memiliki risiko kegagalan.

3. Motivasi

Dilihat dari motivasinya, investasi dan divestasi didorong oleh faktor yang berbeda. Biasanya, perusahaan atau perorangan melakukan penambahan aset untuk persiapan kebutuhan masa depan. 

Di sisi lain, divestasi kerap didorong untuk memfokuskan sebuah lini bisnis guna menggali potensi terbaik perusahaan. Biasanya, sejumlah perusahaan besar melakukan divestasi demi mencapai profit yang lebih besar. 

Demikian informasi mengenai divestasi hingga perbedaan divestasi dan investasi yang penting untuk diketahui oleh setiap investor. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda dalam dunia investasi!

Related Topics

Divestasi

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi