Jakarta, FORTUNE - Emiten alat berat dan pertambangan Astra Group, PT United Tractors Tbk (UNTR), membidik penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun ini sebesar 5.700 hingga 6.000 unit. Perseroan mengungkapkan target tersebut cukup moderat seiring harga batu bara yang mulai melandai.
Corporate Secretary United Tractors, Sara K.Loebis mengatakan, perusahaan telah memperkirakan harga batu bara akan kembali normal tahun ini, setelah sempat mencapai puncak pada September 2022 di level US$457,8 per ton. Asumsi normalisasi harga tersebut menurutnya telah dihitung pada saat membuat target penjualan maupun kinerja perusahaan tahun ini.
Meski begitu, permintaan alat berat pertambangan tahun ini menurutnya masih cukup tinggi. Sebagian dari unit alat berat berkapasitas besar yang ditargetkan tahun ini bahkan berasal dari inden pesanan tahun lalu.
"Tahun lalu kami katakan 5.700, demand sebenarnya lebih dari itu. Tergantung kemampuan Komatsu bisa memasok dan tahun ini kami mendapat kabar baik Komatsu bisa mensuplai antara 5.700-6.000 unit," katanya kepada Fortune Indonesia, Kamis (6/4).
Sepanjang 2022, UNTR mencatat penjualan alat berat Komatsu sebesar 5,753 unit, tumbuh 86,30 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sejumlah 3.088 unit.
Capaian tersebut menyebabkan perseroan meraih pangsa pasar 28 persen. Berdasarkan sektor penjualan, pertambangan menyumbang 60 persen terhadap total penjualan alat berat perseroan diikuti sektor konstruksi 19 persen, kehutanan 11 persen dan agro 11 persen.
Belanja Modal
Untuk mendukung kinerja dan ekspansi perusahaan tahun ini, UNTR akan mengalokasikan belanja modal (capex) US$1,2 miliar atau sekitar Rp17,88 triliun tahun ini.
Dana tersebut sekitar US$400 juta akan digunakan untuk anak usaha perseroan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) terutama untuk penggantian alat berat yang telah usang dan US$200 juta untuk infrastruktur di tambang emas.
“Sumber dana kombinasi internal cash dan pinjaman, sedang kami finalisasi,” katanya.
Sepanjang 2022, UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp123,6 triliun atau naik sebesar 56 persen dari Rp79,5 triliun pada 2021. Dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih perseroan turut meningkat 104 persen menjadi Rp21 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp10,3 triliun.
Segmen usaha, kontraktor penambangan memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan bersih konsoldiasi sekitar 38 persen diikuti segmen mesin konstruksi (30 persen), pertambangan batu bara (25 persen), pertambangan emas (25 persen), industri konstruksi (6 persen) dan energi (kurang dari 1 persen).