Jakarta, FORTUNE - Perusahaan konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih konsolidasi sepanjang 2022 sebesar Rp301,4 triliun. Angka ini tumbuh 29 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Kenaikan penjualan tersebut diikuti naiknya laba bersih perseroan–dengan memperhitungkan penyesuaian nilai wajar ini investasi GoTo dan Hermina–sebesar 43 persen menjadi Rp28,9 triliun pada 2022. Sedangkan jika tidak memasukkan penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GoTo dan Hermina, laba bersih perseroan mencapai Rp30,5 triliun, tumbuh 51 persen lebih tinggi dibanding 2021.
Kenaikan laba ini merefleksikan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama bisnis alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.
Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, grup Astra mencatatkan pencapaian kinerja tertinggi pada tahun 2022, yang mencerminkan pemulihan ekonomi Indonesia yang kuat dan harga komoditas yang tinggi.
"Meskipun terdapat ketidakpastian terkait proyeksi ekonomi global, termasuk kemungkinan harga komoditas yang lebih rendah, kami tetap yakin dengan prospek jangka pendek dan Grup berada dalam posisi yang baik untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang dengan melanjutkan evolusi portofolio bisnisnya dan investasi modal yang signifikan, dalam rangka mendukung prioritas strategis Grup," katanya dalam keterangan, Selasa (28/2).
Capaian ini mendorong perolehan nilai aset bersih per saham ASII pada 31 Desember 2022 sebesar Rp4.746, meningkat 12 persen dibandingkan posisi pada 31 Desember 2021.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp35,1 triliun
pada 31 Desember 2022, dibandingkan dengan Rp30,7 triliun pada akhir tahun 2021. Sedangkan, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp44,5 triliun pada 31 Desember 2022, dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2021.
Kenaikan penjualan bisnis otomotif
Salah satu kontributor laba bersih ASII datang dari lini bisnis otomotif. Tercatat,
laba bersih divisi ini tumbuh 33 persen menjadi Rp9,7 triliun, merefleksikan volume penjualan yang lebih tinggi.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil nasional meningkat 18 persen menjadi 1,0 juta unit pada tahun 2022. Sedangkan, penjualan mobil Astra pada lalu meningkat 17 persen, sedikit di bawah rata-rata industri menjadi 574.000 unit dengan pangsa pasar 55 persen, atau stagnan bila dibandingkan 2021.
Sementara itu, penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 3 persen menjadi 5,2 juta unit pada 2022. Penjualan sepeda motor perusahaan melalui PT Astra Honda Motor (AHM), meningkat 2 persen menjadi 4,0 juta unit pada tahun 2022, yang mana pertumbuhan penjualannya terkendala oleh masalah pasokan semikonduktor pada pertengahan tahun, dengan sedikit penurunan pangsa pasar.
Bisnis komponen otomotif Grup, dengan kepemilikan sebesar 80 persen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun, meningkat 117 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pabrikan dan pasar suku cadang pengganti.
Kinerja lini bisnis lain
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat sebesar 107 persen menjadi Rp12,7 triliun, terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara yang diuntungkan oleh lonjakan harga batu bara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sedangkan, laba bersih dari divisi agribisnis Grup menurun 12 persen menjadi Rp1,4 triliun, disebabkan oleh volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah, yang terdampak dari ketentuan larangan ekspor Indonesia yang diberlakukan selama beberapa bulan pada 2022.
Pada divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra mencatatkan kenaikan laba bersih signifikan dari Rp69 miliar menjadi Rp527 miliar, terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.
Sementara pada divisi teknologi informasi, melalui anak usahanya PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9 persen sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan pertumbuhan laba bersih 12 persen menjadi Rp75 miliar, disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.
Usulan pembagian dividen jumbo
Dengan pertumbuhan kinerja bisnis 2022, perusahaan mengusulkan pembagian dividen dividen final Rp552 per saham, lebih tinggi dari 2021 yang sebesar Rp194 per saham. Usulan besaran ini akan disampaikan perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang digelar April 2023.
Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersamaan dengan dividen interim sebesar Rp88 per saham, yang juga lebih tinggi dari 2021 sebesar Rp45 per saham yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2022, sehingga menjadikan total dividen yang akan diusulkan untuk tahun 2022 menjadi Rp640 per saham (dibanding 2021 sebesar Rp239 per saham).
Adapun, rasio pembayaran dividen ini setara 85 persen dari laba bersih sebesar Rp30,5 triliun, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina.
Usulan Direksi atas Dividen Final yang lebih tinggi tersebut didasarkan atas tingginya harga batu bara pada 2022 yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga memungkinkan anak perusahaan perseroan, United Tractors untuk mengusulkan pembagian dividen yang lebih tinggi.
Adapun, belanja modal dan investasi konsolidasian perusahaan pada 2022 tercatat sebesar Rp26,4 triliun, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Ke depan, perseroan berencana terus menginvestasikan modal yang signifikan sejalan dengan prioritas strategis, melalui pertumbuhan dan akuisisi organik.
"Grup tetap yakin akan potensi pertumbuhan jangka panjangnya dan neracanya yang kuat, sehingga dapat mengembalikan sebagian excess capital kepada pemegang saham," kata Djony Bunarto.