Jakarta, FORTUNE - Emiten Perkebunan sawit, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membagikan Dividen tunai sebesar Rp 233,2 miliar atau Rp 22 per saham. Rasio dividen tunai yang dibagikan tersebut setara 28 persen dari laba bersih perseroan.
Keputusan pembagian dividen tersebut telah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 di Jakarta.
RUPST dihadiri oleh seluruh Direksi dan Dewan Komisaris perseroan serta pemegang saham atau mewakili sekitar 93,288 persen.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Andrianto Oetomo, mengatakan, dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang saham sesuai dengan regulasi yang berlaku, yakni paling lambat 30 hari sejak ringkasan risalah RUPST tersebut diumumkan ke publik.
“Perseroan tidak menyisihkan dana cadangan wajib karena jumlah dana cadangan wajib perseroan sudah mencapai jumlah minimum yang diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/6).
Tantangan global
Andrianto mengatakan, sejak IPO pada 2013, DSNG tidak pernah absen membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham. Kebijakan itu berlaku termasuk pada 2023, di mana perseroan menghadapi tantangan kenaikan biaya produksi produk kelapa sawit karena melonjaknya harga pupuk secara signifikan akibat situasi geopolitik perang Rusia dan Ukraina.
Selain itu, melemahnya ekonomi global dan tingginya suku bunga pinjaman dolar AS yang berkepanjangan turut menekan kinerja perusahaan serta berimbas pada kelesuan industri properti dan produk kayu dunia. Namun perseroan masih mampu membukukan kinerja positif.
“Kami berupaya untuk menjaga perolehan EBITDA dan laba, meskipun mengalami penurunan dibandingkan 2022,” katanya.
Sebagai perusahaan publik, DSNG memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham melalui perolehan laba, meskipun kondisi ekonomi global sedang mengalami perlambatan dan juga faktor geopolitik yang berdampak pada
kenaikan harga pupuk.
Adapun, sepanjang 2023 perseroan yang mencatatkan penjualan sebesar Rp 9,4 triliun dengan EBITDA Rp 2,4 triliun dan laba bersih mencapai Rp 842 miliar. Segmen bisnis kelapa sawit masih berkontribusi terhadap pendapatan perseroan sebesar 88 persen, diikuti oleh segmen bisnis produk kayu dan energi terbarukan masing-masing 11,3 dan 0,7 persen.