Jakarta, FORTUNE - PT Harum Energy (HRUM) melalui anak usahanya PT Harum Nickel Industry, mengucurkan pinjaman senilai US$90 juta atau setara Rp1,39 triliun kepada entitas asosiasi perseroan, PT Westrong Metal Industri (WMI). Pinjaman tersebut akan digunakan WMI untuk mendanai belanja modal, modal kerja dan pembiayaan umum perusahaan serta investasi lainnya.
Pinjaman tersebut akan dikenakan bunga atas jumlah pokok yang terutang sebesar SOFR + 2,60% per tahunnya, terhitung sejak tanggal dicairkannya setiap Pinjaman sampai dengan jumlah pokok terkait dilunasi seluruhnya.
"Investasi dalam WMI merupakan bentuk implementasi ekspansi usaha perseroan ke usaha petambangan dan pengolahan nikel," tulis manajemen HRUM dalam keterbukana informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/10).
WMI tengah merampungkan konstruksi smelter nikelnya berteknologi rotary klin electric furnace (RKEF) di kawasan industri Weda Bay, Halmahera Tengah dengan rencana kapasitas produksi 56.000 ton nikel.
Hubungan afiliasi
HNI merupakan anak usaha HRUM dengan kepemilikan 9 persen saham yang menjalankan aktivitas holding dengan fokus pada investasi di bidang nikel. Sedangkan WMI merupakan entitas asosiasi HRUM melalui HNI,dengan kepemilikan 20 persen saham dalam modal ditempatkan dan disetor. WMI bergerak di bidang pemurnian smelter.
Investasi HRUM kepada WMI pertama kali dilakukan pada saat HNI mengambil bagian atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor dari WMI pada April 2022. WMI, sedang tahap akhir konstruksi smelter nikel sehingga memerlukan pembiayaan untuk menyelesaikan konstruksi. "Serta modal kerja untuk tahap pengembangan selanjutnya," tulis manajemen.
Hingga semester I 2023, Harum Energy Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih 3,17 persen menjadi US$150,61 juta. Pendapatan HRUM pun meningkat 30,41 persen menjadi US$492,25 juta. Dari sisi produksi, HRUM mencatat total produksi 3,5 juta ton batubara sepanjang enam bulan pertama 2023. Jumlah naik 49,1 persen diandingkan realisasi produksi di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,3 juta ton.