Jakarta, FORTUNE – Emiten produsen barang konsumsi, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menjajaki pemasaran produk ke Nigeria, melalui perusahaan teraifiliasinya Mayora Nigeria Ltd. yang seluruh sahamnya dimiliki Jogi Hendra Atmadja, Komisaris Utama Perseroan.
Kerja sama dengan perusahaan afiliasi ini dilakukan, seiring dengan kondisi pasar global yang diliputi ketidakpastian. "Sehingga adanya 'trading-arms' mampu mendukung pemasaran produk perseroan agar kinerja dan khususnya penjualan di pasar ekspor tetap terjaga," kata Corporate Secretary Mayora, Yuni Gunawan dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/10).
Namun, transaksi kerja sama ini menurutnya masih bersifat trial atau uji coba. Per 30 September 2023, nilai trasaksinya baru sekitar US$45.452 atau setara 0,002 persen dari target pendapatan Mayora sepanjang 2023.
Perusahaan tidak menunjuk penilai independen, karena objek transaksi bukan merupakan transaksi yang bersifat luar biasa. Ini merupakan transaksi jual beli biasa, sebagaimana transaksi hasil produksi kegiatan utama Mayora berupa biskuit, wafer, permen, cokelat dan sebagainya.
Kinerja keuangan
Sepanjang semester I 2023, Mayora Indah mencatat pendapatan sebesar Rp14,81 triliun. Pasar domestik menyumbang sebagian besar penjualan perseroan senilaiRp8,51 triliun, meskipun terkoreksi tipis dari tahun sebelumnya sebear Rp8,53 triliun. Sedangkan, ekspor berkontribusi Rp6,31 triliun terhadap pendapatan, dengan sumbangan terbesar berasal dari pasar Asia.
Seiring dengan naiknya pendapatan dan pengendalian beban perseroan, Mayora juga mencatat lonjakan laba bersih. Secara total, produsen permen Kopiko ini membukukan laba bersih 86,59 persen, menjadi Rp1,21 triliun di semester I 2023 bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp653 miliar.
Di sisi lain, aset Mayora mencapai Rp23,65 triliun, lebih tinggi dari posisi akhir 2022 sebesar Rp22,27 triliunn, ditopang bertambahnya kas dan setara kas perseroan.