Harga Minyak Naik Tinggi Sejak 2014, Imbas Ketegangan di UAE dan Rusia

Ketegangan dialami produsen besar mengancam pasokan minyak.

Harga Minyak Naik Tinggi Sejak 2014, Imbas Ketegangan di UAE dan Rusia
Shutterstock/Maksim Safaniuk
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Harga minyak naik ke level tertinggi sejak 2014 pada Selasa (19/1) seiring kekhawatiran investor akan ketegangan politik global yang melibatkan produsen utama seperti Uni Emirat Arab (UAE) dan Rusia. Situasi ini berisiko semakin memperketat jumlah pasokan. 

Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik US$1,03, atau 1,2 persen ke level US$ 87,51 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir US$1,61 yang juga naik 1,9 persen ke level US$ 85,43 per barel.

Harga ini merupakan level tertinggi sejak Oktober 2014. Kekhawatiran pasokan meningkat minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, meningkatkan ketegangan antara kelompok yang berpihak pada Iran dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi. 

Buntut Ketegangan

Setelah meluncurkan serangan drone dan rudal yang memicu ledakan truk bahan bakar dan menewaskan tiga orang, gerakan Houthi memperingatkan mereka dapat menargetkan lebih banyak fasilitas produksi. Sementara UEA mengatakan mereka berhak untuk "menanggapi serangan teroris ini." 

Serangan terhadap sekutu Amerika Serikat membawa perang antara kelompok Houthi dan koalisi yang dipimpin Saudi ke tingkat yang baru. Kondisi tersebut berpotensi menghambat upaya perdamaian regional ketika Washington dan Teheran berupaya menyesaikan kesepakatan nuklir.

"Kerusakan pada fasilitas minyak UEA di Abu Dhabi tidak signifikan, tetapi menimbulkan pertanyaan tentang gangguan pasokan yang lebih banyak lagi di kawasan itu pada 2022," kata analis pasar minyak senior Rystad Energy Louise Dickson.

"Serangan itu meningkatkan risiko geopolitik di kawasan dan mungkin menandakan kesepakatan nuklir Iran-AS tidak tercapai di masa mendatang. Ini artinya, minyak Iran keluar dari pasar, meningkatkan permintaan untuk minyak mentah kelas serupa yang berasal dari tempat lain," tambah Dickson.

Serangan Rusia

Perusahaan minyak UEA ADNOC mengatakan telah mengaktifkan rencana kesinambungan bisnis untuk memastikan pasokan produk yang tidak terputus ke pelanggan lokal dan internasional setelah insiden di depot bahan bakar Mussafah. 

Secara terpisah, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan pasukan Rusia yang dikerahkan ke Belarus untuk latihan militer gabungan meningkatkan kekhawatiran adanya potensi serangan ke negara tetangga seperti Ukraina.

Rusia telah membangun kehadiran pasukan besar di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran invasi. Pejabat AS dan Jerman telah membahas cara untuk menghalangi Rusia, yang dapat mencakup penghentian pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia ke Eropa tengah.

Proyeksi OPEC Terkait Permintaan Minyak

Pada saat yang sama, produsen dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak sedang berjuang untuk memompa kapasitas berdasarkan perjanjian OPEC+ dengan Rusia dan sekutunya terkait penambahan 400.000 barel per hari setiap bulan.

OPEC pada Selasa kemarin memperkirakan adanya peningkatan permintaan minyak dunia pada 2022  di tengah sebaran virus corona Omicron dan bayang-bayang kenaikan suku bunga. Baca selengkapnya

Analis Goldman Sachs memperkirakan persediaan minyak di negara-negara OECD turun ke level terendah sejak musim panas tahun 2000, dengan harga minyak Brent naik menjadi US$100 akhir tahun ini.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024