Jakarta, FORTUNE - Israel dikabarkan menyerang salah satu wilayah di Iran, pada Jumat pagi (19/4) menyebabkan eskalasi konflik di Timur Tengah kian memanas. Kantor berita Iran, Fars melaporkan tiga ledakan terdengar di dekat pangkalan militer di pusat kota Isfahan.
Seorang pejabat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada serangan rudal dan ledakan tersebut disebabkan oleh aktivasi sistem pertahanan udara Iran.
Sedangkan, televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan di Isfahan terjadi, ketika pertahanan udara diaktifkan dan penerbangan di beberapa wilayah termasuk Teheran dan Isfahan ditangguhkan. Wilayah udara dibuka kembali sekitar empat setengah jam setelah kejadian dan tidak ada laporan korban jiwa.
Stasiun penyiaran pemerintah melaporkan bahwa pada “sekitar pukul 12.30 GMT” tiga drone terlihat di langit Isfahan, pertahanan udara diaktifkan dan mereka “menghancurkan drone-drone tersebut di langit.”
ABC News juga sebelumnya melaporkan, mengutip seorang pejabat senior AS, bahwa Israel telah meluncurkan rudal di sebuah lokasi di Iran.
Israel telah menyatakan akan membalas serangan Iran pada akhir pekan, yang melibatkan ratusan drone, dan rudal, sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah yang menewaskan dua jenderal senior. Sebagian besar drone dan rudal Iran ditembak jatuh sebelum mencapai wilayah Israel.
Kekhawatiran Perang Meluas
Para analis dan pengamat telah menyatakan, kekhawatiran mengenai risiko penyebaran perang Israel-Gaza ke seluruh wilayah. Presiden Iran Ebrahim Raisi telah memperingatkan Israel sebelum serangan hari Jumat bahwa Teheran akan memberikan “respon keras” terhadap setiap serangan di wilayahnya.
Iran mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis (18/4) bahwa Israel “harus dipaksa untuk menghentikan aksimiliter lebih lanjut yang bertentangan dengan kepentingan kami” ketika Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan bahwa Timur Tengah berada dalam “momen yang paling berbahaya.”
Investor khawatir
Saham-saham Asia dan imbal hasil obligasi merosot pada perdagangan Jumat sementara mata uang safe-haven, emas dan minyak mentah melonjak. Minyak mentah berjangka Brent naik 2 persen menjadi US$88,86 per barel, dolar menguat secara luas, emas naik 1 persen dan kontrak berjangka S&P 500 turun 1 persen.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Suaibi mengatakan, eskalasi konflik Israel-Iran dapat memicu investor beralih ke aset Safe Haven.
“Serangan ini mengagetkan investor sehingga safe haven akan dijadikan lindung nilai, indeks dolar AS kembali menguat kemungkinan ke 108, harga emas yang saat ini sudah terbang, kemungkinan mencapai level tertinggi US$2.500 per ons,” katanya.
Selain itu, Harga Minyak dunia juga kemungkinan melonjak menuju US$90 per barel. Demikian pula rupiah yang melemah hampir 108 poin pagi ini. “Ini mengindikasikan bahwa perang Timur Tengah ini luar biasa," katanya.
Ia berharap, Iran tidak melakukan serangan balasan agar stabilitas ekonomi global tetap terjaga.