Jababeka Bidik Marketing Sales Rp2 Triliun pada 2023

Kontribusi terbesar masih dari Kawasan Industri Cikarang.

Jababeka Bidik Marketing Sales Rp2 Triliun pada 2023
Dok. Jababeka
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan pengembang kawasan industri, PT Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan marketing sales Rp2 triliun, tumbuh 16 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu. Kinerja ini diharapkan dicapai didukung oleh pipeline dan prospek lahan industri di Cikarang dan Kendal.

"Sebesar Rp1 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari Cikarang dan lainnya (tidak termasuk perusahaan Joint Venture/JV) yang terdiri dari Rp750 miliar tanah matang dan bangunan industri dan Rp250 miliar dari produk residensial dan komersial di Cikarang dan lainnya," kata manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi, Selasa (14/2). 

Sedangkan Rp1 triliun sisanya, diharapkan datang dari perusahaan-perusahaan JV, dimana Kendal merupakan kontributor terbesar dengan target marketing sales sebesar Rp800 miliar pada 2023, dan Rp200 miliar dari JV residensial/komersial di Cikarang.

Realisasi kinerja 2022

Sepanjang 2022, KIJA mencatat realisasi penjualan pemasaran real estat sebesar Rp1,72 triliun pada 2022. Angka ini tumbuh 21 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,42 triliun. 

Secara rinci, marketing sales dari kawasan industri Cikarang mencatat total penjualan Rp844,2 miliar dengan lahan seluas 14,4 hektar. "Ini termasuk penjualan tanah matang seluas 10,6 hektar sebesar Rp377,6 miliar," tulis manajemen. 

Dari segmen penjualan tanah dan bangunan pabrik secara keseluruhan mencapai Rp558,1 miliar, yang mana lebih dari 90 persen berasal dari investor domestik, sedangkan sisanya dari beberapa investor asing, khususnya Korea Selatan, yang membeli tanah dan/atau bangunan pabrik standar di Kota Jababeka.

Kontribusi kawasan industri Kendal

Selain itu, Kendal menyumbang marketing sales sebesar Rp737,2 miliar dengan total lahan seluas 54,1 hektar pada 2022, tumbuh 74 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp423,9 miliar.

Di kawasan ini, industri domestik juga masih mendominasi penjualan lahan dengan kontribusi sebesar 79 persen. Adapun, penjualan dari investor asing yang berasal dari Cina, Jerman, dan Korea Selatan berkontribusi 21 persen. 

Penjualan tunggal terbesar dicatat dari perusahaan industri peralatan rumah
tangga dari Indonesia, dengan pembelian lahan seluas 13,5 hektar atau senilai Rp194,5 miliar sepanjang 2022.

Sedangkan Tanjung Lesung dan produk lainnya membukukan marketing sales sebesar Rp135,5 miliar pada 2022, tumbuh lebih dari dua kali lipat dari 2021.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya