Kinerja Tumbuh, Alfamart Kantongi Penjualan Rp59,2 T di Semester I

AMRT juga catat laba bersih Rp1,7 triliun.

Kinerja Tumbuh,  Alfamart Kantongi Penjualan Rp59,2 T di Semester I
ilustrasi gerai Alfamart (wikipedia.org/Nur Cholis)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten Ritel pengelola gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatat pertumbuhan kinerja di semester pertama 2024. Pendapatan bersih perseroan tumbuh 10,03 persen menjadi Rp59 ,21 triliun, diikuti kenaikan kinerja keuangan lainnya. 

Mengutip kinerja keuangan perusahaan, segmen makanan menyumbang sebagian besar pendapatan bersih AMRT pada semester I 2024, atau sebesar Rp42,1 trilun, naik dari periode yang sama 2023 sebesar Rp38,4 triliun. Sedangkan segmen non-makanan menyumbang Rp17 triliun terhadap pendapatan, lebih tinggi dari periode sebelumnya Rp15,4 triliun. 

Sejalan dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan AMRT juga mengalami peningkatan. Meski begitu, perseroan masih mampu mencatat kenaikan laba kotor 11,4 persen menjadi Rp12,7 triliun di semester I 2024, diikuti perolehan laba usaha Rp2,3 triliun.

Alhasil, AMRT membukukan laba bersih Rp1,7 triliun, tumbuh 11,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun. Sementara itu, laba bersih per saham perseroan juga naik menjadi Rp43,21 per saham dari sebelumnya Rp38,84 triliun.

Prospek Kinerja

Analis Bahana Sekuritas, Christine Natasya menuturkan capaian laba bersih AMRT  sepanjang semester I 2024 sesuai dengan estimasi analis dengan run-rate sebesar 47 persen.

Akan tetapi, angka ini berada sedikit di bawah konsensus, mencapai run-rate sebesar 43 persen, dibandingkan rata-rata run-rate dalam empat tahun terakhir pada semester I sebesar 45 persen. 

Sedangkan pertumbuhan pendapatan perseroan dinilai tetap tangguh. Pertumbuhan pendapatan menurut wilayah menunjukkan penjualan di luar Jawa tumbuh paling cepat sebesar 13,5 persen secara tahunan, sementara pertumbuhan Jabodetabek paling lambat sebesar 0,8 persen (YoY).

Kesenjangan ini disebabkan oleh lebih rendahnya saturasi minimarket di luar Jawa, yang memiliki lebih banyak potensi pertumbuhan dan penguasaan pasar. 

Margin operasi kuartal II 2024 berada di 2,9 persen dibandingkan periode yang sama di 2023 sebesar 3 persen dan kuartal I 2024 sebesar 3 persen dianggap sebagai kemunduran sementara, karena ekspansi perusahaan belum lama ini ke luar Jawa.

"⁠Kami mempertahankan BUY kami dengan target Harga (TP) tidak berubah sebesar Rp3.200 pada target P/E 2024E sebesar 34,3x, yang menyiratkan +1SD dari P/E rata-rata 5 tahun terakhir," kata Christine. "AMRT berkembang pesat karena preferensi orang Indonesia terhadap minimarket daripada supermarket," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil