Jakarta, FORTUNE - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan, demografi investor pasar modal Indonesia masih didominasi gen z. KSEI mencatat, berdasarkan data jumlah single investor identification (SID) hingga 14 Oktober 2022, sebanyak 58,91 persen merupakan investor berusia 30 tahun ke bawah dengan total nilai asset sebesar Rp52,77 triliun.
Hal itu diungkap Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kamis kemarin (27/10) di Jakarta. Ia mengatakan, mengapresiasi anak muda yang semakin menyadari pentingnya berinvestasi, khususnya di pasar modal.
"Dominasi mereka diharapkan dapat terus berlanjut, agar stabilitas pasar modal Indonesia dapat bertahanhingga masa mendatang,” ujarnya dilansir dari keterangan tertulis, Jumat (18/10).
Dominasi anak muda Indonesia terhadap pasar modal sejalan dengan upaya pengembangan regulator, salah satunya inisiatif yang telah dilakukan KSEI sejak tahun 2019 yaitu pembukaan rekening secara online.
Hingga 14 Oktober 2022, total jumlah investor pasar modal mencapai 9,87 juta, atau naik
31,85 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 7,49 juta. Termasuk di dalamnya 9,18juta investor reksa dana yang mengalami peningkatan 34,30 persen dari tahun sebelumnya.
Nilai aset tersimpan naik
Kehadiran agen penjual efek reksa dana berbasis financial technology (fintech) menjadi fakto rutama meningkatnya jumlah investor, hal ini terlihat dari 78,10 persen investor reksa dana membuka rekening melalui agen penjual reksa dana berbasis fintech.
Hingga 14 Oktober 2022, nilai aset yang tersimpan di KSEI mengalami peningkatan 7,22 persen dari Rp5.639,11 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp6.046,03 triliun, dengan komposisi nilai aset investor lokal mencapai 58,75 persen. Sedangkan, nilai reksa dana yang tercatat di KSEI mengalami penurunan 3,56 persen dari Rp826,70 triliun di akhir 2021 menjadi Rp797,25 triliun.
Dalam RUPSLB KSEI, Uriep juga menjelaskan 13 program strategis KSEI di tahun 2023. Salah satu program strategis adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan dana nasabah pada sub rekening efek (SRE) untuk memfasilitasi transaksi instrumen efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang dan sukuk, ataupun efek lain yang tercatat di KSEI.
Program ini bertujuan untuk dapat meningkatkan efisiensi dalam penyimpanan dalam penyelesaian transaksi di pasar modal, termasuk juga untuk memperluas jaringan untuk on-boarding investor pasar modal.
Untuk mendukung program strategis ini, KSEI juga telah menjadi salah satu peserta BI-FASTpada 31 Januari 2022. Sejalan dengan program strategis yang diusung, KSEI bersama SRO juga akan mengembangkan infrastruktur untuk mendukung penyelesaian transaksi perdagangan karbon di Indonesia, termasuk juga pengembangan S-MULTIVEST untuk mendukung industri asuransi dan dana pensiun.
Selain kinerja operasional perusahaan, Uriep juga memaparkan rencana
anggaran dalam rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT) 2023 yang meliputi anggaran untuk melaksanakan realisasi beberapa rencana strategis KSEI. Adapun dalam rencana investasi KSEI pada tahun depan, sebagian besar digunakan untuk pengembangan sistem dan infrastruktur dalam mendukung pasar modal secara khusus, dan pasar keuangan.