Jakarta, FORTUNE - Anggota OPEC+ yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia sepakat memperpanjang pengurangan Produksi Minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga kuartal II 2024. Kebijakan ini dilakukan untuk menyokong harga pasar di tengah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan produksi.
Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara-negara PengEkspor Minyak (OPEC), mengatakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga akhir Juni, sehingga produksinya mencapai di kisaran 9 juta barel per hari.
Sementara Rusia, yang memimpin sekutu OPEC yang dikenal sebagai OPEC+, akan memangkas produksi dan ekspor minyak sebesar tambahan 471.000 barel per hari pada kuartal kedua. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak memberikan angka baru yang menunjukkan bahwa pengurangan produksi akan menjadi bagian dari aksinya tersebut.
Harga minyak mendapat sokongan pada awal 2024 seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah, meskipun kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi masih membebani.
Kendati demikian, OPEC+ secara luas diperkirakan akan mempertahankan pemangkasan produksinya, di mana Rusia akan menaikkan harga secara lebih lanjut.
“Ada kejutan dari Rusia,” kata analis UBS Giovanni Staunovo, yang menyebut aksi tersebut sudah diperkirakan sebelumnya. “Jika pemotongan produksi Rusia diterapkan sepenuhnya, maka akan ada tambahan barel yang akan dikeluarkan dari pasar. Jadi ini adalah langkah mengejutkan yang tidak diharapkan oleh siapa pun dan dapat menaikkan harga,” tambahnya.
Minyak mentah Brent ditutup naik 2 persen, mendekati US$83,55 per barel pada hari Jumat. Kenaikan tersebut mencapai lebih dari 8 persen sepanjang tahun ini.
Anggota OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi secara individual pada Minggu (3/3) dan diikuti pernyataan OPEC perihal total pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari. Kantor berita Saudi SPA mengatakan pemotongan tersebut akan dibatalkan secara bertahap, sesuai dengan kondisi pasar.
“Keputusan tersebut mengirimkan pesan kohesi dan menegaskan bahwa kelompok tersebut tidak terburu-buru mengembalikan volume pasokan, mendukung pandangan bahwa ketika hal ini akhirnya terjadi, maka akan dilakukan secara bertahap,” kata analis di bank investasi Jefferies dalam sebuah laporan.
Prospek permintaan minyak
Sebelumnya, OPEC+ pada November lalu menyepakati pemotongan sukarela dengan total sekitar 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama, yang dipimpin oleh Arab Saudi yang melanjutkan pemangkasan ini pada Juli mendatang .
"Perputaran ini sudah diantisipasi, namun perpanjangannya hingga akhir kuartal kedua mungkin mengejutkan," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM. "Pasar diperkirakan akan dibuka lebih kuat."
Pada kuartal kedua, Irak juga diketahui akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 220.000 barel per hari, UEA akan mempertahankan pengurangan produksi sebesar 163.000 barel per hari dan Kuwait akan mempertahankan pengurangan produksi sebesar 135.000 barel per hari, kata tiga produsen OPEC dalam pernyataan terpisah.
Aljazair juga mengatakan akan memangkas sebesar 51.000 barel per hari dan Oman sebesar 42.000 barel per hari. Sedangkan, Kazakhstan mengatakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 82.000 barel per hari hingga kuartal kedua.
OPEC+ telah menerapkan serangkaian penurunan produksi sejak akhir 2022 untuk mendukung pasar di tengah peningkatan produksi dari Amerika Serikat dan produsen non-anggota lain, serta kekhawatiran atas permintaan ketika negara-negara besar bergulat dengan suku bunga yang tinggi.
Total pemotongan yang dijanjikan OPEC+ sejak 2022 mencapai sekitar 5,86 juta barel per hari, setara dengan sekitar 5,7 persen dari permintaan harian dunia, menurut perhitungan Reuters.
Terdapat ketidakpastian permintaan minyak tahun ini. OPEC memperkirakan satu tahun lagi pertumbuhan permintaan akan menguat sebesar 2,25 juta barel per hari, dipimpin oleh Asia, sementara Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih lambat sebesar 1,22 juta barel per hari.
Tantangan lebih lanjut bagi OPEC+ adalah IEA juga memperkirakan pasokan minyak akan tumbuh ke rekor tertinggi sekitar 103,8 juta barel per hari pada tahun ini, yang hampir seluruhnya didorong oleh produsen di luar OPEC+, termasuk Amerika Serikat, Brasil, dan Guyana.