Jakarta, FORTUNE - PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), perusahaan pengembang kawasan modern terpadu Kota Deltamas meraih prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1 triliun pada semester pertama 2023. Jumlah ini mencakup sekitar 59,7 persen dari target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp1,8 triliun.
Raihan marketing sales perseroan di paruh pertama 2023 sebagian besar berasal dari penjualan lahan industri, di samping penjualan produk komersial dan hunian. “Pada
semester pertama tahun 2023, perseroan menjual 28,3 hektar lahan industrinya,” kata Direktur Puradelta Lestari, Tondy Suwanto dalam keterangannya, Kamis (20/7).
Industri data center masih menjadi kontributor utama penjualan lahan industri Perseroan. “Masih ada permintaan lahan industri sekitar 90 hektar, yang berasal dari sektor data center, sektor otomotif, logistik, FMCG, dan sektor lainnya ,” katanya.
Hadirnya pabrik motor listrik Electrum, dan pabrik baterai Hyundai yang berfokus pada renewable energy & high tech industry di lahan industri perseroan disebut sebagai salah satu bentuk dukungan pelestarian lingkungan. Selain itu, fasilitas pusat perbelanjaan terbaru yakni AEON Mall Deltamas yang telah melaksanakani topping off Mei 2023 lalu dan akan beroperasi pada awal 2024, bakal melengkapi fasilitas berskala kota di area Deltamas.
Untuk mendukung self-sustained integrated township, perseron mengembangkan pembangunan fasilitas dan infrastrukturnya. Pembangunan jembatan yang menghubungkan
Stasiun di Karawang sebagai bagian dari Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan area Deltamas akan memberikan kemudahan akses bagi warga Deltamas.
Kinerja semester I 2023
Puradelta membukukan pendapatan usaha sebesar Rp224 miliar di kuartal pertama tahun 2023, dengan perolehan laba bersih perseroan sebesar Rp155 miliar.
Segmen industri menjadi kontributor utama pendapatan usaha perseroan dengan sumbangan sebesar Rp170 miliar atau sekitar 75,8 persen dari total pendapatan usaha. Segmen komersial menyumbang sebesar Rp44 miliar atau 19,5 persen dari total pendapatan usaha perseroan. Adapun, kontribusi dari pendapatan usaha segmen hunian, hotel dan sewa terhadap total pendapatan usaha masing-masing adalah sebesar 2,3 persen, 1,2 persen, dan 1,2 persen.
“Pendapatan usaha Perseroan dari segmen industri terutama berasal dari penjualan lahan industri kepada pelanggan dari sektor data center,” ujar Tondy Suwanto.
Perseroan membukukan laba kotor di kuartal pertama tahun 2023 sejumlah Rp156 miliar dengan perolehan margin laba kotor 69,6 persen, terkontraksi dibandingkan denganperiode yang sama tahun sebelumnya sebesar 72 persen. Perusahaan juga membukukan laba usaha di kuartal pertama tahun 2023 sebesar Rp118 miliar, dengan margin laba usaha sebesar 52,9%.
Perseroan membukukan penghasilan lain-lain di kuartal pertama tahun 2023 sebesar Rp47 miliar, tumbuh sebesar 285 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022 sebesar Rp12 miliar. Kenaikan segmen ini terutama disebabkan oleh meningkatnya keuntungan kegiatan pengelolaan dan lain-lain (bersih) menjadi Rp47 miliar di kuartal pertama tahun 2023 dari Rp21 miliar di kuartal pertama 2022.
Laba sebelum pajak perseroan di kuartal pertama tahun 2023 tercatat sebesar Rp166 miliar, dengan margin terhadap pendapatan usaha sebesar 74,1 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan margin laba sebelum pajak terhadap pendapatan usaha di kuartal pertama tahun 2022 sebesar 63,5 persen.
Capaian ini mendorong perusahaan hingga akhirnya membukukan laba bersih sebesar Rp155 miliar, dengan margin laba bersih tercatat sebesar 69,5 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan marjin laba bersih di periode yang sama tahun 2022 sebesar 62,7 persen.
Dari sisi fundamental, jumlah aset Perseroan per 31 Maret 2023 tercatat Rp6,84 triliun, meningkat Rp215 miliar atau 3,3 persen dibandingkan dengan aset per 31 Desember 2022 sebesar Rp6,62 triliun. Peningkatan aset terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan, baik lancar maupun tidak lancar, sebesar Rp98 miliar, dan peningkatan kas dan setara kas sebesar Rp75 miliar.
Sementara itu, jumlah liabilitas Perseroan per 31 Maret 2023 tercatat Rp959 miliar, lebih tinggi Rp60 miliar atau sekitar 6,7 persen dibandingkan jumlah liabilitas Perseroan per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp899 miliar. Peningkatan liabilitas terutama disebabkan oleh kenaikan utang usaha Rp56 miliar.
Sementara itu, jumlah ekuitas (bersih) per 31 Maret 2023 meningkat sekitar 2,7 persen menjadi Rp5,88 triliun dibandingkan jumlah ekuitas (bersih) per 31 Desember 2022 sebesar Rp5,72 trilliun.