Jakarta, FORTUNE - Penjualan Mobil nasional hingga lima bulan pertama 2024 masih lesu. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil nasional Januari-Mei 2024 sebesar 334.969 unit turun 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jika dibandingkan secara bulanan, penjualan mobil nasional periode Mei 2024 sebesar 71.263 tercatat naik dari April yang berada di kisaran 48.637 kendaraan. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan mobil Mei 2024 terkontraksi 13,3 persen.
Walaupun penjualan kendaraan tengah mengalami perlambatan, emiten komponen kendaraan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) diproyeksikan masih memiliki daya tahan yang berdampak bagi kinerja perusahaan.
Anak usaha PT Astra International Tbk ini meraih pendapatan bersih kuartal I 2024 sebesar Rp4,6 triliun (-7,6 persen YoY) atau mencapai 22,9 persen dari estimasi tingkat kinerja tahunan. Cost of Goods Sold (COGS) membaik menjadi Rp3,9 triliun, namun penurunan pendapatan yang lebih cepat turut menggerus laba kotor menjadi Rp734,2 miliar (-8,2 persen YoY).
Meski demikian, laba bersih meningkat menjadi Rp475,0 miliar (9,7 persen YoY), mencapai 33,0 persen dari estimasi tahunan. Beban lain-lain turun secara signifikan dari Rp37,4 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp7,9 miliar pada kuartal I 2024, terutama disebabkan oleh berkurangnya kerugian selisih kurs dan pajak final.
“Meskipun penurunan penjualan wholesales kendaraan roda empat baru-baru ini mencapai 334.897 unit (-21 persen YoY), kami melihat pendapatan AUTO tetap tangguh,” tulis Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli dalam risetnya.
Bisnis trading AUTO mampu tumbuh 5,3 persen dari Rp2,07 triliun di kuartal I tahun lalu menjadi Rp2,17 triliun di kuartal I 2024. Selain itu, AUTO juga mendiversifikasi portofolionya dengan bisnis lain seperti mesin EV Charging, peralatan industri, dan baru-baru ini peralatan medis seperti USG, Centrifuge, inkubator bayi dan sebagainya.
Rekomendasi saham
Meskipun penjualan mobil dan kinerja perseroan di kuartal I 2024 melemah, analis optimis terhadap AUTO karena perusahaan tetap tangguh di tengah rendahnya penjualan mobil.
Hal ini dikarenakan kemampuan perusahaan melayani tidak hanya pasar kendaraan baru tetapi juga kendaraan On The Road (OTR) yang sudah ada.
“Oleh karena itu, kami mempertahankan rekomendasi beli terhadap AUTO dengan target price (TP) lebih rendah di Rp2.200,” katanya.
TP tersebut setara dengan rata-rata P/E AUTO 2 tahun sebesar 6,5x. Di sisi lain, bisnis AUTO juga masih dibayangi sejumlah risiko negatif khususnya terkait pelemahan daya beli, penjualan otomotif lebih rendah serta pertumbuhan PDB lebih lambat.