Jakarta, FORTUNE - PT Royaltama Mulia Kontrakindo Tbk (RMKO) melanjutkan kerja sama kedua dengan PT Atlas Resources Tbk (ARII), melalui anak usahanya PT Gorby Putra Utama (GPU). Kedua perusahaan berencana membangun dan mengoperasikan Coal Crushing Plant (CCP) 2 dan fasilitas tambang pendukung lainnya serta memberikan jasa logistik Batubara di hulu.
Kerja sama yang dilakukan bersama dengan Grup usaha PT Rantai Mulia Kencana (RMK) akan membiayai pembangunan CCP 2 dengan kapasitas 650 tph dan fasilitas pendukung lainnya di area tambang GPU senilai Rp25 miliar.
Pada kerja sama sebelumnya, RMK juga mendanai pembangunan CCP 1 sebesar Rp36 miliar, sehingga total pendanaan yang digelontorkan RMK pada proyek ini nilainya mencapai Rp61 miliar.
Melalui kerja sama ini, GPU akan membayar pengembalian pendanaan kepada RMK berdasarkan jumlah produksi sesuai perjanjian sebesar 200 ribu MT batubara per bulan dan pembelian batubara dengan mekanisme FOB barge dari produksi CCP 2.
Selain pembayaran kepada RMK, GPU juga akan membayar jasa kepada RMKO dari volume jasa batubara yang diperoleh dari CCP 1 dan 2 dengan total 400 ribu MT batubara per bulan termasuk stockpile management, dump truck loading, hauling, loading tongkang hingga penyediaan alat berat serta maintenance.
Kerja sama kedua ini akan berlaku selama 60 bulan sejak dilakukan serah terima CCP 2 oleh RMKO ke GPU dan dapat diperpanjang berdasarkan keputusan para pihak.
Optimalisasi bisnis jasa pertambangan
Direktur Utama Perseroan, Vincent Saputra mengatakan kerja sama ini merupakan salah satu bentuk implementasi strategi RMKO untuk mengoptimalkan bisnis jasa Pertambangan.
Optimalisasi ini dilakukan melalui peningkatan utilisasi aset Perseroan dengan melihat peluang-peluang baru di luar area tambang PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) di Kabupaten Enim Sumatera Selatan.
Vincent mengatakan, area Sumatera Selatan masih memiliki peluang besar untuk dioptimalkan produksi batubaranya dengan pembangunan infrastruktur yang lebih terintegrasi. Berbekal pengalaman yang telah kami lakukan di area operasional utama kami di Enim dan kolaborasi RMK Grup, kami yakin dapat mengoptimalkan produksi batubara di tambang milik ARII.
“RMKO hadir sebagai solusi logistik batubara di hulu dengan fasilitas yang lebih terintegrasi untuk mengoptimalkan volume produksi tambang-tambang yang memiliki isu bottlenecking karena infrastruktur,” kata Vincent dala keterangan dikutip, Rabu (24/7).
Direktur Operasional Perseroan, William Saputra juga menjelaskan ada sejumlah potensi revenue generator baru tambahan yang berasal dari area tambang ARII.
Dengan potensi ini, dia optimistis pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan yang berkelanjutan perusahaan terjaga, tidak hanya RMKO saja namun juga RMK Grup Indonesia.
“Kami juga menargetkan akan menyelesaikan pembangunan CPP 1 dan 2 pada semester kedua tahun ini sehingga kerja sama ini sudah dapat memberikan kontribusi pada kinerja keuangan RMKO,” kata William.