Rugi Bersih Delta Dunia (DOID) Membengkak Imbas Pelemahan Rupiah

Rugi bersih DOID melonjak jadi US$19 juta.

Rugi Bersih Delta Dunia (DOID) Membengkak Imbas Pelemahan Rupiah
Ilustrasi Pertambangan/Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten Pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan kinerja negatif di kuartal pertama 2024. Rugi bersih perseroan membengkak menjadi U$9 juta atau Rp147,35 miliar (kurs Rp16,374 per dolar AS) dari yang sebelumnya US$1 juta seiring dengan pelemahan Nilai Tukar Rupiah.

Pada kuarta I 2024, Delta Dunia Grup mencatatkan pendapatan sebesar US$426 juta, meningkat sebesar 4 persen secara tahunan (YoY).  Kinerja Grup ini sejalan dengan kinerja operasional berupa peningkatan 1 persen pengupasan tanah (overburden/OB) removal dan volume Batu Bara, dengan pertumbuhan dua digit di Australia.

Meskipun menghadapi tantangan seperti curah hujan tinggi yang tak terduga di Indonesia yang mempengaruhi produktivitas, perseroan mampu mencapai target volume sepanjang 2024. Stabilnya OB removal di tengah kondisi cuaca buruk mencerminkan ekspansi site yang sedang berlangsung dan kesiapan strategis grup perusahaan.

Di sisi lain, EBITDA Grup tumbuh 8 persen (YoY) menjadi US$80 juta terdorong oleh peningkatan pendapatan dari ekspansi strategis dan pengendalian biaya. Hal tersebut juga meningkatkan margin EBITDA  perusahaan dari 20,8 persen di kuartal I 2023 menjadi 21,6 persen di kuartal I 2024.

Grup perusahaan juga mencapai penurunan biaya operasional sebesar 9 persen dari US$24 juta pada kuartal pertama 2023 menjadi US$22 juta pada kuartal I 2024. Demikian pula, laba operasional mencapai US$16 juta, meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski demikian, DOID melaporkan rugi bersih sebesar US$19 juta, melonjak US$18 juta atau ribuan persen dibandingkan kerugian pada periode yang sama 2023. "Hal ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs sebesar US$17 juta akibat depresiasi rupiah dan Dolar Australia," kata manajemen perseroan.

Strategi Diversifikasi

DOID telah memperpanjang kontrak dengan Blackwater Operations Pty Ltd, anak perusahaan Whitehaven Coal Mining Limited, untuk jasa pertambangan  pre-strip di Tambang Blackwater, Australia, untuk 2 tahun tambahan.

Pendekatan aktif dengan beberapa klien lain untuk menyelesaikan negosiasi kontrak memperkuat strategi persoan dalam memperluas basis pelanggan. Pendekatan ini tidak hanya memastikan aliran pendapatan yang stabil, tetapi juga memperkuat reputasi Grup di industri.
 
Selain itu, grup perusahaan terus melakukan diversifikasi secara geografis dan ke dalam future-facing commodities dengan mengakuisisi Atlantic Carbon Group, Inc. (ACG), produsen antrasit terbesar kedua di Amerika Serikat yang mengoperasikan empat tambang antrasit berkadar sangat tinggi (Ultra-High-Grade/UHG Anthracite) di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Akuisisi yang diharapkan selesai pada Juni 2024 ini menandai langkah Grup dalam berekspansi dari penyedia jasa pertambangan menjadi pemilik tambang global, serta mengakselerasi penurunan ketergantungan pada pendapatan dari batubara termal. Akuisisi ini menempatkan Grup sebagai pemain kunci di pasar global UHG antrasit, yang krusial untuk produksi baja rendah karbon (low carbon steel).

"Dengan memprioritaskan kemitraan berkualitas tinggi dan berekspansi ke wilayah dan komoditas baru, kami terus memperkuat posisi kami di industri menuju tujuan jangka panjang kami dan memitigasi potensi risiko-risiko yang berada di luar kendali kami," kata Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri dalam keterangannya, Selasa (25/6).

Penurunan utang

Perseroan juga memperkuat neraca keuangannya dengan mencapai rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,65x pada Maret 2024, meningkat dari 2,15x pada kuartal I 2023. Arus kas operasional meningkat signifikan menjadi US$61 juta, dari US$35 juta pada tiga bulan pertama 2023. Sementara arus kas bebas sebesar US$11 juta, posisi kas Grup meningkat menjadi US$322 juta.

Arus kas bebas yang lebih rendah mencerminkan investasi tambahan di Solar United Network Pte Ltd (SUN Energy), sebuah perusahaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) panel surya serta pengembang dengan portofolio proyek internasional di Asia Pasifik, sejalan dengan komitmen grup untuk bertransisi menuju ekonomi yang lebih rendah karbon.
 
Hingga Maret 2024, total utang grup menurun menjadi US$1,01 miliar, dari USD1,22 miliar sejalan dengan pelunasan obligasi sebesar US$153 juta dan pengurangan lebih lanjut dari amortisasi pinjaman dan sewa.

Penurunan ini, ditambah dengan diversifikasi sumber permodalan efektif, telah memfasilitasi keberhasilan pembiayaan kembali (refinancing) kewajiban pembayaran utang di 2026, sehingga meningkatkan profil jatuh tempo utang Grup.
 
Direktur Delta Dunia Group,  Iwan Fuad Salim menuturkan, refinancing DOID merupakan langkah besar yang signifikan bagi Grup, memperpanjang jatuh tempo utang perusahaan hingga 2029 dan memungkinkan jadwal pembayaran yang lebih merata. "Penyesuaian yang dilakukan secara cermat ini memastikan ketahanan finansial yang lebih besar untuk meningkatkan ketangguhan, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk mengejar berbagai inisiatif pertumbuhan," kata. 

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

7 CEO dengan Gaji Tertinggi di Dunia
Grup Astra Sebar Dividen Interim, Ini Jadwal ASII, AALI, dan UNTR
6 Multifinance Lokal dicaplok Asing, Ini Negara Peminatnya
Mengenal Aplikasi Temu yang Bakal Diblokir Kominfo
Aksi Beli Prajogo Pangestu atas BREN Saat Pemeriksaan OJK
Arsjad Rasjid Dijanjikan Posisi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin