Tertekan Beban dan Pelemahan Rupiah, Laba Indocement Anjlok 37%

Proyek IKN genjot konsumsi semen curah.

Tertekan Beban dan Pelemahan Rupiah, Laba Indocement Anjlok 37%
Semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). (Shutterstock/Susilo Prambanan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat penurunan laba bersih di semester I 2024. Penurunan kinerja ini sejalan meningkatnya komponen beban, baik dari bahan baku, energi hingga bunga bank pasca akuisisi PT Semen Grobogan.

Pada enam bukan pertama 2024, Indocement membukukan total  volume penjualan (semen dan clinker) 9.032 ribu ton atau lebih tinggi 8 persen dibandingkan semester I tahun lalu. Secara keseluruhan volume penjualan semen domestik tercatat sebesar 8.869 ribu ton, lebih tinggi 10 persen terutama dari tambahan volume PT Semen Grobogan. 

“Hal ini mengakibatkan pangsa pasar domestik (semen saja, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia/ASI) menjadi 29,4 persen dengan Jawa 37,7 persen dan luar Jawa 20,5 persen,” kata manajemen perusahaan dalam keterangan tertulis dikutip, Selasa (6/8).  

Bila ditambah dengan penjualan ekspor sebesar 163 ribu ton, pendapatan bersih perseroan mencapai Rp8,12 triliun, naik tipis 1,9 persen secara tahunan.

INTP juga mencatat peningkatan signifikan pada komposisi produk semen curah dari 25,4 persen pada semester I tahun lalu menjadi 30,6 persen pada semester I 2024 dampak dari peningkatan pasokan ke ibu kota baru (IKN) dan percepatan proyek infrastruktur lainnya. 

Kenaikan beban

Seiring meningkatnya volume penjualan, beban pokok pendapatan meningkat 5,2 persen, menyusul meningkatnya volume penjualan. Hal ini  menyebabkan laba bruto dan margin laba bruto perseroan tertekan.

INTP mencatat laba bruto Rp2,29 triliun di semester I 2024 lebih rendah dibanding Rp2,43 triliun di periode yang sam tahun lalu. Sementara menjadi 28,3 persen di semester I 2024, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 30,5 persen.

Di sisi lain, beban usaha INTP juga tercatat meningkat 8,8 persen sejalan dengan naiknya volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi Semen Grobogan. 

“Perseroan mulai menaikkan harga semen kantong sekitar 1–2 persen pada Juni sebagai langkah pertama untuk saat ini, meskipun itu hanya cukup untuk menutupi biaya input yang lebih tinggi dari kenaikan nilai tukar dolar AS,” kata manajemen. 

Perseroan juga mencatat penurunan pendapatan keuangan sebesar -Rp45,4 miliar yang disebabkan oleh beban bunga dari utang yang dikeluarkan untuk akuisisi PT Semen Grobogan. Dengan naiknya beban,  laba bersih INTP pun akhirnya tertekan 37,8 persen menjadi Rp434,7 miliar di semester I 2024.

Prospek semester II

Memasuki semester II 2024, manajemen Indocement menyebut, industri amsih akan terpengaruh sejumlah tantangan. Pelemahan daya beli masyarakat dapat terus menekan permintaan terhadap produk semen kantong termasuk dampak dari pemilihan umum daerah pada November.

Namun, musim kemarau dan lebih sedikit hari libur pada semester 2 akan berdampak positif terhadap keseluruhan aktivitas konstruksi.

Produk semen curah diperkirakan akan terus tumbuh dari pembangunan ibu kota baru dan percepatan proyek infrastruktur utama saat ini. 

“Kami mempertahankan pandangan optimis untuk industri semen pada semester 2 dan memperkirakan volume akan tumbuh 2–3 persen untuk keseluruhan di 2024,” ujar manajemen. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024