United Tractors Akuisis Saham Perusahaan Tambang Nikel Rp9,37 Triliun

Akuisisi ini bagian strategi perusahaan untuk diversifikasi.

United Tractors Akuisis Saham Perusahaan Tambang Nikel Rp9,37 Triliun
Shutterstock/AlexLMX
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usaha, PT Danusa Tambang Nusantara, menandatangani Share Subscription Agreement (SSA) untuk pengambilan 19,99 persen kepemilikan saham di Nickel Industries Limited (NIC) yang tercatat di Australian Securities Exchange Ltd (ASX).  

Berdasarkan SSA, NIC menerbitkan 857 juta saham biasa baru kepada perseroan dengan harga A$1,10 per saham dengan total investasi sebesar A$943 juta atau sekitar Rp9,38 triliun. 

Presiden Direktur United Tractors, Frans Kesuma mengatakan, akuisisi strategis saham minoritas di Nickel Industries merupakan langkah perusahaan dalam diversifikasi bisnis. "Langkah ini akan membangun strategi nikel terintegrasi dan ekspansi grup kami dalam rantai pasok kendaraan listrik," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/6). 

PT Danusa Tambang Nusantara juga telah menandatangani perjanjian tidak mengikat untuk berpartisipasi dalam investasi langsung pada pembangunan fasilitas pengolahan HPAL NIC yang akan datang (Collaboration Agreement). Investasi ini akan memberikan peluang lebih lanjut bagi perseroan untuk memperluas portofolionya dalam produksi nikel yang penting bagi pengembangan baterai dan kendaraan listrik.

Keputusan PT Danusa Tambang Nusantara untuk berinvestasi tersebut bergantung pada pemenuhan prasyarat tertentu dan penyelesaian uji tuntas. Di sisi lain, investasi juga sejalan dengan salah satu aspirasi keberlanjutan perseroan, untuk mengembangkan dan mencapai portofolio bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, terutama di sektor non-batubara. 

Penyelesaian Transaksi tidak bergantung pada dilaksanakannya investasi oleh PT Danusa Tambang Nusantara berdasarkan Collaboration Agreement. 

Profil NIC

Untuk diketahui, NIC perusahaan di bidang pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di dalam atau dekat dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.

NIC memiliki 80 persen saham di PT Hengjaya Mineralindom (perusahaan tambang nikel) yang merupakan salah satu pemasok terbesar bijih limonit dan saprolit high-grade ke IMIP. 

NIC memiliki saham mayoritas pada dan mengoperasikan dua belas lines rotary kiln electric furnace (RKEF). Perusahaan juga memperluas strategi nikel baterai melalui konversi RKEF lines yang sudah ada untuk memproduksi class 1 nickel matte, serta melalui perjanjian untuk membangun fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL), untuk memasok permintaan pasar atas baterai kendaraan listrik yang terus meningkat.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Unilever Resmi Jual Bisnis Es Krim ke Magnum Rp7 Triliun