Jakarta, FORTUNE - Emiten Perkebunan kelapa wasit, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), sepanjang tahun lalu mencatatkan penurunan kinerja. Parameternya adalah turunnya pendapatan dan laba bersih perseroan pada tahun buku tersebut.
Laporan keuangan terbarunya menunjukkan pendapatan AALI mencapai Rp20,74 triliun pada 2023, turun 4,96 persen secara tahunan dibandingkan dengan 2022 yang sebesar Rp21,82 triliun.
Penghasilan yang diperoleh berasal dari minyak sawit mentah dan produk turunannya mencapai Rp19,22 triliun, lalu penghasilan inti dari industri Kelapa Sawit dan produk turunannya Rp1,5 triliun, dan penghasilan lainnya mencapai Rp21,72 miliar.
Perusahaan itu beroleh pendapatan bersih terbesar dari Sulawesi dengan Rp11,28 triliun, kemudian diikuti oleh Sumatera dengan Rp9,83 triliun, dan Kalimantan Rp8,26 triliun.
Dari sektor beban pokok pendapatan, AALI mencatat penurunan 0,18 persen, dari Rp18 triliun pada 2022 menjadi Rp17,97 triliun.
Dengan penurunan pendapatan tersebut, laba bersih AALI walhasil ikut turun 38,85 persen secara tahunan menjadi Rp1,05 triliun.
Hingga akhir tahun lalu, perusahaan mencatatkan kas dan setara kas Rp2,08 triliun, meningkat dari 2022 yang sebesar Rp1,6 triliun. Sementara itu, total asetnya turun dari Rp29,2 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp28,8 triliun.
Perseroan gencar melakukan replanting
Pada tahun sama, AALI mengalami kenaikan dalam produksi kelapa sawit sebesar 4,8 persen atau 3.312.149 ton, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebelumnya pada 3.159.533 ton.
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa, mengatakan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Indonesia mengalami stagnasi karena hanya bergerak di bawah 5 persen per tahun. Oleh karena itu, perusahaannya melakukan replanting demi menjaga produksinya untuk tidak turun jauh.
"Replanting itu masih pelan-pelan kami lakukannya, karena kalau saya replanting secara total, maka produksinya akan drop. Jadi, strategi kita yaitu hanya replanting sekitar 5.000-6.000, tergantung pada yield rata-rata Astra Agro," kata Santosa dalam acara Talk to CEO 2024, Jumat (16/2).
Dia pun mengatakan bahwa penanaman ulang itu akan menyasar tanaman sawit tidak terlalu produktif.
Pada 2022, produksi TBS perusahaan tersebut mencapai 16 ton per hektare, lalu pada 2023 meningkat menjadi 17 ton per hektare.
Untuk melaksanakan replanting perkebunan kelapa sawit, Astra Agro Lestari mengalokasikan belanja modal Rp1,5 triliun pada 2024, yang juga diperlukan untuk merawat tanaman yang belum menghasilkan.