Jakarta, FORTUNE - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 61,98 persen secara tahunan menjadi US$8,85 juta pada kuartal I-2024. Adapun laba bersih perseroan pada periode sama tahun lalu mencapai US$23,28 juta.
Penurunan juga terjadi pada pendapatannya secara tahunan jika dibandingkan dengan kuartal I-2023, yakni sebesar 4,93 persen menjadu US$618,59 juta.
Direktur Utama Barito Pacific, Agus Pangestu, menyatakan hasil kinerja keuangan perusahaan tersebut pada tiga bulan pertama 2024 menunjukkan fluktuasi pada sektor petrokimia global, yang diperburuk dengan peningkatan ketegangan geopolitik, sehingga melemahkan sentimen.
“Kami tetap waspada dalam menghadapi volatilitas ini, dengan memprioritaskan kehati-hatian sambil menjaga ketahanan finansial untuk meraih peluang pertumbuhan baru. Pendekatan ini mendukung kami untuk mempertahankan posisi pemimpin pasar dalam jangka panjang dan profil grup yang tangguh,” kata dia dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (2/5).
Meskipun mengawali 2024 dengan beberapa tantangan, Agus mengeklaim berhasil mempertahankan neraca keuangan, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas tetap stabil pada 0.73x.
Hal ini mencerminkan komitmen manajemen untuk menjaga struktur permodalan dan siap untuk mendukung rencana ekspansi ke depan.
Barito Pacific siaga menghadapi volatilitas sektor petrokimia
Secara bisnis, Agus mengatakan transformasi portofolio perusahaannya telah menunjukkan hasil. Namun, untuk tahun ini volatilitas global pada sektor petrokimia akan menjadi tantangan.
“Inisiatif strategis dari hilir dan diversifikasi sejalan dengan keputusan menyeluruh Barito Pacific untuk mendiversifikasi portofolio. Kami mengantisipasi bahwa profil ketahanan yang terdiversifikasi ini akan semakin berkembang dan menguat di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Pada sektor energi, BRPT telah memperkuat posisi sebagai pemain domestik terkemuka dan entitas energi yang paling terdiversifikasi, dengan kapasitas yang luas pada berbagai sumber.
Portofolio energi yang terdiversifikasi, yang terdiri dari aset panas bumi, angin, dan pembangkit listrik tenaga batu bara USC, memiliki peta jalan yang jelas untuk perluasan kapasitas.
“Kami yakin bahwa posisi strategis ini membuat kami siap untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang seiring dengan program transisi pemerintah menuju energi terbarukan,” kata Agus.
Pada akhir kuartal I-2024, total aset BRPT turun menjadi US$10,04 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai US$10,14 juta.
Jumlah liabilitasnya mencapai US$5,90 miliar, dan jumlah ekuitas US$4,14 miliar pada akhir kuartal I-2024.