Jakarta, FORTUNE - Emiten energi milik grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) resmi menguasai 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd. Adapun perusahaan tersebut merupakan perusahaan tambang batu bara, migas, dan mineral di Australia.
"Perseroan mengumumkan bahwa pada hari Selasa, 3 Mei 2022, Stanmore melalui SMC telah melakukan penyelesaian rencana transaksi pengambilalihan 100 persen saham Dampier Coal (Queensland) Pty Ltd," kata Sekretaris Perusahaan DSSA, Susan Chandra pada Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia dikutip, Kamis (5/5).
Akuisisi ini dilakukan melalui anak usaha , Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC), sebuah perusahaan pertambangan dan perdagangan yang dibawah induk Stanmore Resources Limited (Stanmore). Perjanjian pengambilalihan ini diselesaikan dalam rentang enam bulan sejak perjanjian akuisisi disampaikan perusahaan pada November 2021.
Akuisisi ini juga menandai Stanmore menguasai 80 persen saham perusahaan tambang batu bara Australia, BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC), yang dimiliki oleh Dampier Coal.
BMC memiliki tambang batu bara di Queensland Australia yang terdiri dari South Walker Creek dan tambang Poitrel dengan total produksi 10 Metrik Ton (Mt) per tahun dan total cadangan produksi 171 Mt, dan proyek batubara Wards Well yang belum dikembangkan.
Manajemen menyebut, akuisisi saham tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah jangka panjang bagi seluruh pemegang saham Dian Swastatika Sentosa.
Sumber dana aksi perseroan
Adapun pengambilalihan ini menggunakan beberapa sumber pendanaan yakni pendanaan internal, penawaran penerbitan hak pro-rata saham biasa, hingga penarikan fasilitas pembiayaan pengambilalihan senilai US$625 juta.
Dana sindikasi tersebut berasal dari beberapa sumber pembiayaan antara lain Värde Partners, Canyon Capital Advisors LLC, Farallon Capital Asia Pte Ltd dan lembaga pembiayaan lain yang memiliki jatuh tempo 5 tahun sejak penarikan pertama, dengan jaminan seluruh aset SMC.
Kinerja DSSA tahun 2021
Sebagai informasi, tahun 2021 DSSA meraup pendapatan usaha US$2,16 miliar atau meningkat 44 persen secara tahunnan dibandingkan capaian di tahun sebelumnya sebesar US$1,50 miliar.
DSSA pun turut membukukan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar US$120,07 juta di tahun 2021, lebih baik dari tahun 2020 yang mana perusahaan ini mengalami kerugian bersih sebesar US$83,82 juta.