Jakarta, FORTUNE - PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) memberikan tanggapan mengenai kabar rencana Merger antara dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan.
Direktur Utama IMAS, Jusak Kertowidjojo, membenarkan kabar mengenai merger tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi yang melibatkan perusahaan terkait rencana aksi korporasi tersebut.
"Sampai saat ini, belum ada diskusi antara perseroan dengan Nissan Global mengenai rencana merger antara Nissan dan Honda," kata Jusak dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/12).
Honda dan Nissan direncanakan akan menggelar rapat demi membahas merger pada awal pekan ini. Rencana tersebut mencakup pembentukan induk usaha baru yang akan menjadi payung operasional kedua perusahaan.
Jusak mengatakan pihaknya belum dapat memprediksi dampak jangka pendek maupun panjang dari potensi penggabungan Honda dan Nissan.
"Saat ini, kami tidak memiliki informasi atau kejadian material lainnya yang dapat memengaruhi keberlangsungan perusahaan maupun harga saham kami," ujarnya.
Potensi merger Honda-Nissan
Menurut laporan dari Nikkei, merger antara Honda dan Nissan dapat menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan total penjualan, setelah Toyota dan Volkswagen. Namun, perwakilan dari kedua perusahaan di Amerika Serikat belum memberikan komentar terkait jadwal dimulainya negosiasi.
Langkah penggabungan ini dianggap sebagai strategi untuk memperkuat hubungan kedua perusahaan di tengah tekanan dari Foxconn, produsen iPhone yang berbasis di Taiwan. Foxconn dilaporkan mendekati Nissan untuk mengakuisisi saham di perusahaan tersebut.
Honda disebut mengancam akan membubarkan kemitraan teknologi yang sudah ada jika Nissan melanjutkan kerja sama dengan Foxconn atau jika terjadi pengambilalihan paksa oleh Foxconn. Dalam skenario ini, Honda berpotensi menjadi penyelamat bagi Nissan.
Jika merger ini terwujud, Honda dan Nissan diperkirakan akan membentuk perusahaan dengan valuasi mencapai US$54 miliar atau sekitar Rp876 triliun. Dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 7,4 juta unit, gabungan kedua perusahaan ini akan menjadi benteng pertahanan di pasar domestik melawan Toyota Motor Corp. serta memungkinkan mereka untuk bersaing dengan Tesla dan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok di pasar global.