Jakarta, FORTUNE – PT Itama Ranoraya Tbk, emiten yang bergerak dibidang peralatan medis melakukan perjanjian pengikatan jual beli saham bersyarat (PPJB) untuk pembelian atau akuisisi PT Oneject Indonesia (Oneject). Pasca-akuisisi, perseroan akan jadi pemegang saham mayoritas, dan pengedali dari Oneject, dengan porsi kepemilikan 51 persen.
“Tahun depan penjualan ekspor alat suntik akan naik signifikan, dan selain alat suntik, awal tahun depan Oneject juga sudah mulai produksi alat kesehatan lainnya seperti kantung darah untuk kebutuhan PMI dan juga produksi produk Reagen test (Covid & non Covid) milik Abbott, jadi dana akuisisi juga digunakan untuk pendanaan modal kerja dan belanja modal Oneject,” kata Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk Heru Firdausi Syarif dalam keterangannya, Kamis (30/9).
Oneject merupakan produsen alat suntik ADS (Auto Disable Syringe) terbesar di Asia, yang saat ini sudah menjual produknya ke negara-negara di Eropa, Asia dan juga UNICEF. Sepanjang semester I 2021, kapasitas produksi Oneject mencapai 600 juta pcs jarum suntik per tahun, dan di akhir semester II total produksi diperkirakan mencapai 1,2 miliar per tahun.
Heru menjelaskan, akuisisi ini merupakan bagian transformasi perseroan untuk menjadi produsen berteknologi tinggi di sektor kesehatan. Adapun, saham Oneject yang akan dibeli terdiri dari saham lama dan juga saham baru. Penerbitan saham baru ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja dan juga belanja modal dari Oneject.
1. Pembelian saham dilakukan dalam 2 tahap
Heru menjelaskan, transaksi pembelian akan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pembayaran di awal senilai Rp198,8 miliar yang dibayarkan saat penandatanganan PJBB, dan pembayaran final sebesar nilai total akuisisi yang disepakati dikurangi nilai pembayaran awal.
Adapun, nilai total akuisisi yang disepakati mengacu kepada hasil appraisal dari KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) dengan menggunakan buku FY2021. Pendanaan untuk pembayaran awal senilai Rp198,8 miliar berasal dari penjualan saham treasuri sebanyak 100 juta lembar di harga Rp1.988/lembar saham. Harga penjualan saham treasuri tersebut telah memenuhi aturan POJK No.30/POJK.04/2017. Sementara untuk pembayaran final, emiten berkode saham IRRA akan melakukan penerbitan saham baru (rights issue).
2. Proses akuisisi akan dilakukan hingga 2022
Proses akuisisi selambat-lambatnya selesai di semester I 2022, sehingga di tahun buku 2022, Oneject sudah bisa dikonsolidasikan kedalam IRRA. Perusahaan pun akan meminta persetujuan dari pemegang saham untuk persetujuan akuisisi Oneject dan juga persetujuan penerbitan saham baru (rights Issue) dalam rangka pendanaan akuisisi. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk ke dua agenda tersebut dilaksanakan pada kuartal I 2022.
Pasca-akuisisi, Itama Ranoraya akan jadi pemain global sebagai produsen alat kesehatan. Sehingga segmen pasar bagi IRRA, tidak lagi hanya memenuhi permintaan pasar kesehatan domestik namun juga global. “Dalam 2 tahun terakhir kami mampu meraih pertumbuhan dalam rentang 80-100 persen setiap tahunnya baik untuk pendapatan dan juga perolehan laba bersih. Akuisisi ini akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi IRRA kedepan,” kata Heru.
3. IRRA akan bertransformasi kepada jasa kesehatan
Peta jalan transformasi bisnis yang dilakukan IRRA tidak hanya menjadi manufacturing high tech di sektor kesehatan namun juga masuk kelayanan jasa kesehatan (services). Dengan transformasi bisnis tersebut, IRRA akan memiliki bisnis yang lengkap di sektor kesehatan yaitu distibusi, manufacturer , dan layanan kesehatan (services). IRRA fokus untuk perdagangan dan services, sementara Oneject fokus manufacturing high tech dan inovasi healthcare.