Jakarta, FORTUNE – Buying power saham merujuk pada kemampuan investor untuk membeli saham dengan menggunakan dana miliknya.
Hal ini sangat penting dalam investasi saham, karena semakin besar buying power, semakin banyak pilihan saham yang dapat dibeli dan semakin besar potensi keuntungan yang dapat diraih.
Buying power saham dapat dipengaruhi oleh modal awal yang dimiliki. Semakin besar modal awal, semakin besar pula kemampuan untuk membeli saham. Namun, bukan berarti investor dengan modal kecil tidak dapat memiliki buying power yang besar.
Faktor yang pengaruhi buying power saham
Ada beberapa strategi investasi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan buying power, seperti penggunaan margin atau pinjaman untuk membeli saham.
Buying power saham juga bergantung pada risiko yang siap diambil oleh investor. Semakin besar risiko yang diambil, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diraih. Namun, investor harus tetap berhati-hati dalam memilih saham karena risiko yang tinggi juga berarti potensi kerugian yang besar.
Buying power saham dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar saham secara keseluruhan. Jika pasar sedang bullish atau naik, maka buying power investor akan meningkat karena harga saham naik dan potensi keuntungan juga meningkat.
Namun, jika pasar sedang bearish atau turun, maka buying power investor akan menurun karena harga saham turun dan potensi kerugian juga meningkat. Oleh karena itu, investor perlu memahami kondisi pasar saham dan melakukan analisis pasar yang cermat sebelum memutuskan untuk membeli saham.
Menghitung buying power saham
Anda dapat menghitung buying power berdasarkan jumlah yang ada di dalam Rekening Dana Nasabah (RDN) dan ditambah dana yang bertambah saat menjual atau dana berkurang ketika membeli.
Sebagai contoh, Anda membeli sebuah saham A dengan likuiditas tinggi. Maka, perusahaan memberikan margin awal persyaratan 50 persen.
Kemudian Anda bisa membagi jumlah uang tunai di akun dengan persentase margin awal. Misal, harga saham Rp200 juta bisa Anda bagi dengan 50 persen. Nanti Anda akan mendapat besar buying power saham.
Perbedaan RDN dan buying power saham
Saat membeli atau menjual saham, penerimaan/pembayaran hanya akan dilakukan setelah dua hari (T+2) sesuai aturan Bursa Efek Indonesia. Buying power saham adalah saldo RDN Anda dikurangi jumlah uang yang Anda terima dan bayarkan dua hari kemudian.
Fungsi utama dari buying power saham adalah meningkatkan modal yang ditawarkan, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin tinggi, tetapi juga melibatkan risiko yang timbul, yaitu kerugian meningkat bahkan jika hal yang diharapkan tidak seperti itu.
Namun, peran RDN adalah untuk menginvestasikan dana dalam transaksi keuangan seperti penjualan dan pembelian surat berharga dalam bentuk investasi ekuitas, reksa dana, obligasi, dan lainnya. Oleh karena itu, RDN atau Rekening Dana Nasabah disebut juga sebagai Rekening Dana Investasi (RDI).