Jakarta, FORTUNE – Emiten pertambangan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengantongi kontrak jual-beli ore nikel baru setelah berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp5,61 triliun. Keuntungan tersebut meningkat 20,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,66 triliun.
Legal Manager & Corporate Secretary Harita Nickel Franssoka Y. Sumarwi mengatakan NCKL melakukan perjanjian jual beli bijih nikel dengan pihak pihak terkait yaitu NCKL dengan PT Obi Nickel Cobalt (ONC) dan PT Gane Permai Sentosa (GPS) dengan ONC.
“Harga jual berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 96 tahun 2021 di mana berpedoman pada harga patokan mineral logam dan harga patokan batu bara,” kata Franssoka dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (3/4).
Perjanjian jual beli berlaku selama satu tahun, dimulai dari 28 Maret 2024 hingga 28 Maret 2025, dengan opsi perpanjangan otomatis selama satu tahun ke depan, kecuali jika kedua belah pihak memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan tersebut.
Transaksi jual beli bijih nikel bertujuan untuk mendukung operasional ONC dalam produksi mereka.
ONC adalah afiliasi NCKL yang memiliki 10 persen saham langsung dan memiliki hubungan kepengurusan, termasuk komisaris utama NCKL yang juga menjabat sebagai Direktur Utama ONC. Selain itu, dua direktur NCKL juga menjabat sebagai direktur dan komisaris ONC masing-masing.
Asal pedapatan Harita Nickle
Melansir laporan keuangan NCKL, pendapatan perusahaan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar Rp23,85 triliun, naik 150 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp9,56 triliun.
Bila dirinci, pendapatan dari bisnis pengolahan nikel perusahaan ini meningkat menjadi Rp20,76 triliun dari Rp7,1 triliun, sementara pendapatan dari bisnis penambangan nikel meningkat menjadi Rp3 triliun dari Rp2,46 triliun.
Dari sudut pandang pelanggan atau pihak ketiga, penjualan nikel terbesar dilakukan kepada Lygend Resources & Technology Co Ltd (China), dengan sumbangan pendapatan mencapai Rp10,3 triliun, meningkat 89 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,44 triliun.
Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok penjualan NCKL juga meningkat menjadi Rp15,82 triliun, naik 218,48 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,89 triliun.