Mayoritas Saham-saham yang bergerak di sektor minyak dan gas (migas) menunjukkan tren kenaikan pada Rabu (2/10) seiring adanya Konflik Timur Tengah dengan meningkatnya intensitas serangan Israel ke Lebanon dan jalur Gaza beberapa waktu terakhir.
Pada saat bersamaan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik sekitar 1,56 persen mencapai level US$70,92 per barel. Kenaikan ini memproyeksikan akan adanya kemungkinan gangguan pasokan di wilayah Timur Tengah.
Di sisi lain, kondisi saham migas di dalam negeri mulai menunjukkan tren positif. Dikutip dari RTI Business, saham PT. Elnusa Tbk (ELSA) yang menggarap jasa hulu migas tercatat kenaikan 33 poin atau 6,99 persen, dengan harga saham mencapai Rp505.
PT. Medco Energi International Tbk (MEDC) juga mengalami kenaikan sebesar 85 poin atau 6,61 persen dengan harga saham Rp1.370.
Kemudian, PT. AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga mengalami kenaikan di saat konflik Timur Tengah. Tercatat saham ini melambung 25 poin atau 1,61 dengan harga Rp1.575.
Saham yang bergerak pada infrastruktur gas, perdagangan gas, pembangkit listrik, dan bisnis hulu energi PT. Rukun Raharja Tbk (RAJA) mengalami kenaikan 70 poin atau 5,65 persen, dengan harga saham menjadi Rp1.310.
Terakhir, PT. Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang menggarap eksplorasi, eksploitasi dan perdagangan minyak dan gas mencatat kenaikan sahamnya 14 poin atau 6,31 persen, dengan harga Rp236.
Meski tren kenaikan terjadi pada saham migas, tetapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/10) diperkirakan melemah karena tersentimen pada tingkat inflasi tahunan Indonesia. Ditambah sentimen eksternal pada konflik Timur Tengah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
IHSG pada hari ini dibuka merosot ke level 49,81 poin atau 0,65 persen ke posisi 7,592,31. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 10,71 poin atau 1,12 persen ke posisi 942,65.