Dalam dunia Investasi Saham, istilah Dovish, Hawkish, Bullish, dan Bearish digunakan untuk menggambarkan pandangan atau sikap terhadap kondisi pasar atau kebijakan ekonomi.
Keempat istilah ini penting untuk dipahami agar memudahkan investor saham dalam mengerti arah kebijakan bank sentral.
1. Dovish
Istilah "dovish" sering digunakan untuk menggambarkan kebijakan atau pandangan yang cenderung mendukung penurunan suku bunga atau stimulus ekonomi.
Dalam konteks investasi, dovish bisa merujuk pada kondisi di mana bank sentral berpandangan bahwa ekonomi perlu diberi dorongan atau dukungan, misalnya melalui kebijakan moneter yang lebih longgar, seperti suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pesan dovish juga mencerminkan ketidakyakinan bank sentral, yang pada gilirannya dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap negara tersebut.
2. Hawkish
Kebalikan dari dovish, hawkish merujuk pada pandangan yang lebih agresif atau tegas, terutama dalam hal kebijakan moneter. Dalam hal ini, bank sentral cenderung mendukung kenaikan suku bunga untuk mengekang inflasi atau mengurangi potensi overheating dalam ekonomi.
Sikap hawkish dalam rencana kenaikan suku bunga cenderung mendapatkan respons positif karena dapat meningkatkan imbal hasil yang diterima dari instrumen investasi di negara tersebut.
3. Bullish
Di sisi lain, bullish adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pandangan optimis atau positif terhadap pasar saham atau instrumen keuangan tertentu.
Sikap bullish sering kali terkait dengan kepercayaan terhadap pertumbuhan ekonomi yang kuat atau kinerja positif suatu perusahaan.
Kondisi bullish ditandai dengan kenaikan harga yang terus menerus. Dalam konteks pasar saham, bullish menggambarkan kenaikan harga saham perusahaan.
4. Bearish
Sementara itu, bearish menggambarkan pandangan pesimistis atau negatif terhadap pasar saham atau instrumen keuangan.
Jadi, bearish merujuk pada kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan. Sebuah pasar umumnya tidak dianggap bearish kecuali telah turun sebesar 20 persen atau lebih.
Bearish ditandai dengan harga saham yang terus menurun, menciptakan tren penurunan yang diyakini investor akan berlanjut. Selama periode bearish, ekonomi melambat dan tingkat pengangguran meningkat karena banyak perusahaan yang mulai memberhentikan karyawan mereka.