Manajemen Bukalapak Bantah Ada Informasi Akan Diakuisisi Temu

Lonjakan saham BUKA murni karena spekulasi pasar

Manajemen Bukalapak Bantah Ada Informasi Akan Diakuisisi Temu
ShutterStock/Bangoland
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Saham BUKA melonjak 25,22% ke Rp144 karena isu akuisisi oleh perusahaan China, Temu.
  • Manajemen Bukalapak membantah mengetahui rencana akuisisi tersebut dan mengatakan kenaikan saham murni reaksi pasar.
  • Volume transaksi saham BUKA mencapai 4,04 miliar saham dengan nilai transaksi Rp576 miliar.

Jakarta, FORTUNE - Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sempat melejit 25,22 persen ke Rp144 pada Senin (10/7) lalu seiring adanya rumah akan diakuisisi perusahaan lokapasar asal China bernama Temu.

Menanggapi isu tersebut, manajemen Bukalapak buka suara dalam keterbukaan informasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Atas isu yang beredar, manajemen mengaku tidak mengetahui rencana akuisisi Temu.

“Perseroan tidak mengetahui informasi terkait rencana akuisisi perseroan oleh e-commerce dari Temu (perusahaan dari Cina),” tulis dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (9/10).

Bukalapak juga menjelaskan kenaikan saham signifikan dalam beberapa hari terakhir. Menurut manajemen, kenaikan saham murni karena adanya reaksi pasar atas informasi akuisisi.

“Kenaikan harga saham pada 7 Oktober 2024 adalah reaksi pasar atas informasi terkait rencana akuisisi perseroan yang belum diverifikasi kebenarannya dan tidak pernah dikonfirmasi oleh manajemen perseroan,” tulis dalam informasi.

Adapun, spekulasi pasar berada di luar kendali perseroan. Oleh karena itu, Bukalapak menghimbau agar para pemegang saham publik dan investor dapat memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan sebelum membuat keputusan investasi terkait perseroan.

Diketahui, dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi atas Saham BUKA berjumlah 4,04 miliar saham. Sementara itu, nilai transaksinya berjumlah Rp576 miliar, dengan frekuensi transaksi 46.200 kali.

Ini lonjakan harga pertama BUKA sejak 30 September 2024. Pada perdagangan September lalu saja, harga BUKA hanya berhasil menguat di enam hari perdagangan, yakni pada 12, 13, 20, 25, 26, dan 27 September.

Selama setahun terakhir, saham BUKA tercatat melemah 32,08 persen. Namun, statistik tiga bulan menunjukkan harganya mulai naik 2,13 persen. Bahkan, dalam sebulan belakangan ini, BUKA sudah menguat 26,32 persen.

Pelaku pasar memang telah menghubungkan penguatan harga saham BUKA itu dengan sejumlah isu, salah satunya dugaan akuisisi oleh e-commerce Temu yang berasal dari Cina. 

Dikutip dari Algo Research, Temu milik PDD Holdings, telah menunjukkan ketertarikan untuk masuk ke pasar Indonesia. Kendati demikian, pemerintah cemas Temu akan mendisrupsi industri UMKM lokal karena Temu berpotensi menjual langsung produk impor dari China.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil