Emiten pengelola waralaba restoran KFC, yakni PT FAST Food Indonesia Tbk (FAST) membukukan kenaikan rugi bersih hingga kuartal III-2024. FAST tercatat rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp557,08 miliar hingga periode yang berakhir pada 30 September 2024.
Rugi bersih tersebut membengkak sebesar 265,5 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Beban pokok penjualan FAST tercatat sebesar Rp1,5 triliun hingga kuartal III-2024, mengalami penurunan sebesar 12,63 persen YoY.
Sementara itu, laba bruto perusahaan mencapai Rp2,08 triliun, turun sebesar 28,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Secara rinci, FAST mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,59 triliun pada kuartal III-2024, yang mengalami penurunan sebesar 22,28 persen YoY dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat Rp 4,61 triliun.
Pendapatan FAST sebagian besar berasal dari penjualan makanan dan minuman, yang mencapai Rp3,57 triliun, mengalami penurunan sebesar 22,32 persen YoY.
Selain itu, pendapatan lainnya yang berasal dari komisi atas penjualan konsinyasi juga turun sebesar 10,96 persen YoY, menjadi Rp15,36 miliar.
Secara terpisah, kinerja FAST pada kuartal III-2023 juga mengalami hal serupa. Pada sembilan bulan pertama 2023, Fast Food Indonesia mencatat pendapatan Rp4,61 triliun, naik 7,03 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,31 triliun.
Pendapatan bersih perseroan tersebut berasal dari penjualan makanan dan minuman pihak ketiga Rp4,60 triliun, penjualan konsinyasi Rp17,26 miliar, dan jasa layanan antar Rp2,07 miliar.
Meski begitu, perusahaan mengantongi rugi bersih Rp152,41 miliar hingga kuartal III-2023, naik tajam dari periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp17,16 miliar.
Laporan keuangan perusahaan menunjukkan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 6,35 persen menjadi Rp1,72 triliun seiring meningkatnya pendapatan.