Bank digital PT Super Bank Indonesia (Superbank) dilaporkan berencana untuk melaksanakan penawaran Saham perdana (IPO) dengan target pengumpulan dana hingga 300 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp4,88 triliun, dengan asumsi kurs Rp16.270.
Menurut laporan Bloomberg, Superbank sedang mempertimbangkan untuk melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Superbank menargetkan pengumpulan dana dari penjualan saham dalam IPO yang diperkirakan mencapai antara 200 juta-300 juta dolar AS.
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini diperkirakan mengincar valuasi antara 1,5 miliar–2 miliar dolar AS atau setara hingga Rp32,55 triliun dari hasil IPO tersebut.
Saat ini, rencana IPO Superbank dilaporkan masih berada dalam tahap awal dan belum ada keputusan yang diambil.
Pemegang saham terbesar Superbank
Superbank adalah bank digital yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Bank Fama International Tbk.
Saat ini, Superbank merupakan bagian dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek, Grab Holdings Ltd, Singapore Telecommunications Ltd (Singtel), AS-DB Holdings Pte. Ltd, dan KakaoBank Corp.
Berdasarkan laman resminya, berikut daftar pemegang saham terbesar Superbank saat ini:
- Emtek melalui PT Elang Media Visitama: 31,27%
- Singtel Alpha Investments Pte. Ltd: 20,56%
- Grab melalui PT Kudo Teknologi Indonesia: 19,26%
- AS-DB Holdings Pte. Ltd: 11,58%
- KakaoBank Corp (bank digital asal Korea Selatan): 10%
Kinerja Superbank kuartal tiga pada 2024
Berdasarkan sisi kinerja perusahaan, Superbank membukukan total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp3,2 triliun, tumbuh 328% secara year-on-year (YoY).
Peningkatan ini didorong oleh keberhasilan peluncuran produk deposito dengan jangka waktu yang beragam, pencairan fleksibel dan bunga hingga 7,5% per tahun, serta jaminan keamanan dari dukungan pemegang saham yang kuat dan tepercaya.
Di sisi lain, penyaluran kredit Superbank juga mengalami peningkatan pesat, mencapai Rp4,9 triliun atau tumbuh 189% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh kolaborasi dengan mitra strategis dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Total aset, pendapatan, hingga kerugian
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit tersebut, total aset Superbank juga meningkat 77% YoY menjadi Rp9,7 triliun. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) juga meningkat sebesar 100% YoY menjadi Rp399 miliar pada akhir September 2024.
Sejalan dengan pertumbuhan NII, rasio net interest margin (NIM) Superbank juga meningkat sebesar 7,81% pada kuartal III-2024, dibandingkan 6,81% pada kuartal III-2023. Superbank juga memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat, yakni 135,24% pada akhir September 2024, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan Superbank untuk terus mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Superbank masih mengalami kerugian. Hingga periode kuartal III-2024, rugi bersih Superbank tercatat sebesar Rp285,74 miliar. Kerugian ini mengalami peningkatan sebesar 12,17% YoY dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp254,74 miliar.