Harga Saham BBRI Sempat Lama Anjlok, Ini Penyebabnya

Kembali merangkak naik akibat BI Rate turun.

Harga Saham BBRI Sempat Lama Anjlok, Ini Penyebabnya
ilustrasi gedung BRI (bri.co.id)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Penurunan harga saham BBRI disebabkan sentimen aksi jual asing di pasar modal Indonesia, terutama di sektor perbankan.
  • Aksi jual asing dipengaruhi oleh rencana kenaikan tarif perdagangan AS dan penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS.
  • Pelemahan daya beli, pertimbangan NPL UMKM, dan perebutan dana dengan pemerintah serta BI menjadi faktor penurunan harga saham BBRI.

Jakarta, FORTUNE – Research Associate Panin Sekuritas, Novi Vianita membenarkan penurunan harga Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akhir-akhir ini disebabkan oleh sentimen aksi jual asing di tengah ketidakpastian global. Dia menjelaskan bahwa kebanyakan investor asing masuk ke pasar modal Indonesia lewat saham perbankan.

“Betul, kenapa bank atau dalam hal ini BBRI trennya masih turun akibat aksi jual asing, karena kepemilikan asing itu lebih banyak di bank, jadi kalau asing keluar itu bakal terasa banget buat pergerakan harga emiten bank,” kata Novi kepada Fortune Indonesia, Rabu (15/1).

Rencana kenaikan tarif perdagangan AS

Novi pun mengiyakan bahwa aksi jual asing ini terpengaruh oleh adanya rencana kebijakan kenaikan tarif perdagangan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Selain itu, terdapat penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

“Karena tarif ini berpotensi meningkatkan inflasi sehingga nantinya suku bunga ikut naik, akibatnya akan ada potensi outflow yg makin deras dari banks karena investor lebih memilih instrumen lain dengan imbal hasil yang lebih menarik,” terang Novi.

Lanjut dia, sedangkan data-data AS yang menjadi pertimbangan The Fed untuk memangkas suku bunga itu tercatat positif. Misalnya, data tenaga kerja Negeri Paman Sam itu yang baru saja rilis pada Jumat (10/1).

Mengutip Bloomberg, Rabu (15/1/2025), data ketenagakerjaan Non Farm Payroll (NFP) AS mencatat setidaknya ada 256 ribu pekerja baru sejak Desember 2024 lalu. Angka tersebut jauh di atas ekspektasi pasar.

 “Nah itu yang menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga dan juga yang membuat dolar [AS] menguat,” ungkap Novi.

Pelemahan daya beli

Selain itu, dia menyebut penurunan harga saham BBRI karena adanya pelemahan daya beli. Adapun porsi penyaluran kredit BRI terhadap segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu cukup besar yaitu 83,25 persen pada kuartal I 2024.

“Sehingga dengan adanya pelemahan daya beli itu berpengaruh terhadap kinerja BBRI. Di samping itu, outflow asing terbilang deras karena pertimbangannya NPL (non-perfoming loan) UMKM dan penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed,” kata Novi.

Dia pun menilai NPL BRI masih terbilang rendah. Berbeda dengan bank besar lainnya yang memiliki porsi penyaluran kredit  lebih sedikit di segmen mikro.

“Saat ini perbankan juga dihadapkan dengan adanya perebutan dana dengan pemerintah dan BI (Bank Indonesia) yang akan banyak mengeluarkan SBN (surat berharga negara) dan SRBI (surat utang milik BI) di tahun 2025, seiring banyaknya utang jatuh tempo dari keduanya di tahun ini. Sebagai informasi, yield SBN dan SRBI lebih menarik daripada bunga bank,” tutup Novi.

Saham BBRI kembali melesat

Mengutip Bloomberg, Rabu (15/1) saham BBRI ditutup terbang pada penutupan perdagangan hari ini sebesar 7,63 persen atau naik 290 poin ke posisi Rp4.090 per lembar.

Pada Kamis (16/1) pukul 09.30 WIB, saham BBRI kembali terpantau hijau di posisi Rp4.170 per saham dengan naik 1,96 persen atau 80 poin. Hal ini juga diikuti oleh beberapa saham bank lainnya seperti BBCA, BBNI, dan BMRI yang naik.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Pengiriman Boeing pada 2024 Turun ke Level Terendah Sejak Pandemi
Baru Sepekan IPO, Saham RATU Kena UMA!
Mirae Asset Beberkan Saham Berdividen Tinggi Layak Pantau Tahun Ini
Siapa Pemilik Aplikasi Jagat? Seorang Arsitek Lulusan MIT
Sudah Dapat Restu Prabowo, Luhut Kebut Family Office
Biaya Haji 2025 Turun Jadi Rp55,4 Juta, Ini Alasannya!