Jakarta, FORTUNE - Para spekulan yang bertaruh pada Koin Squid (SQUID) mengalami nasib suram sejak Minggu malam (31/10). Pasalnya, pengembang mata uang kripto yang populer berkat serial Squid Game itu terjun bebas setelah mengalami kenaikan hingga 310 ribu persen dalam sepekan.
Mengutip Fortune.com, Keruntuhan terjadi mulai pukul 05.00 pagi ET(Eastern Time) menyusul kecurigaan bahwa seluruh usaha yang dilakukan pengembang token tersebut adalah penipuan. Situs web resmi dan akun media sosialnya tiba-tiba raib bersama dengan white papper yang menjelaskan cara kerja SQUID.
Sebelum tersungkur, nilai koin tersebut sempat melonjak menjadi US$2.861. CoinMarketCap mencatat, titik tertinggi itu dicapai antara pukul 02:00 dan 5:30 pagi ET. Namun, sekitar pukul 09.30 ET, harga SQUID sudah tersungkur di level US$0,0030.
Belakangan, diketahui bahwa hancurnya nilai SQUID disebabkan oleh hilangnya dana sekitar US$3,3 juta oleh pembuat token yang tak dikenal. Manuver ini, yang dikenal sebagai "rug pull" di lingkaran cryptocurrency, terjadi ketika pembuat token meninggalkan proyek dengan menukar banyak koin virtual dengan uang tunai dunia nyata.
Mereka dengan cepat menguras likuiditas dari produk, dan secara efektif mendorong nilai koin menjadi nol. Sementara para investor, kini seperti menjadi para pemegang dompet tanpa uang di dalamnya.
"Squid Game Dev tidak ingin melanjutkan proyek ini," tulis para pengembang di saluran Telegram mereka pada hari Senin (1/1). Mereka juga mengatakan mengaku "tertekan" oleh scammers dan "kewalahan dengan stres."
Scam dan The Greater Fools
Meski demikian, banyak trader yang sejak awal skeptis terhadap koin tersebut lantaran white papper mereka sarat dengan kesalahan. Di sisi lain, latar belakang pengembangnya yang terbukti pernah menipu juga membuat para pedagang cemas.
Twitter sebelumnya juga menandai SQUID sebagai akun kripto mencurigakan dan membatasi aksesnya. Sementara CoinMarketCap, memperingatkan para trader potensial sejak awal tentang SQUID dan mendesak banyak orang untuk melakukan uji tuntas dan berhati-hati dalam berdagang.
Kini, banyak trader yang mengatakan mereka tidak dapat menjual kepemilikan SQUID mereka. Bahkan dengan keruntuhan, token masih memiliki kapitalisasi pasar koin itu (berdasarkan laporan sendiri) masih di angka US$3,1 juta.
Bagi para pengamat kripto, terjebaknya para investor dalam koin SQUID bukan lah hal aneh. Serial Squid Game--meski tak berafiliasi dengan koin ini--telah menyita perhatian banyak pemirsa di dunia dan mendorong siapa saja untuk berspekulasi bahwa koin yang diluncurkan itu akan membawa keuntungan besar. Para investor pun tanpa sadar menjadi greater fool, yang bersedia membayar berdasarkan valuasi tertinggi untuk barang yang terlanjur over-valued.
Dikutip dari Wire, Luke Hartford, seorang pedagang crypto berpengalaman, pun tak luput jadi korban penipuan tersebut.
Sebelum berinvestasi, ia mendengar beberapa komentar dari orang-orang yang memperingatkan bahwa koin Game Squid bisa jadi scam: "entah dari mana, sepertinya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, dan kemungkinan besar akan melanggar merek dagang dan akhirnya bisa tidak menghasilkan apa-apa," demikan peringatan tersebut.
Tapi Hartford mengabaikan mereka. "Saya ingin masuk secepat mungkin," katanya. Dia membeli koin Squid Game senilai US$300 ketika masing-masing bernilai sekitar 90 sen, duduk, dan menyaksikan pergerakannya. Pertama, ia melewati US$1, menghasilkan pengembalian 10 persen atas investasinya. Kemudian U$2 dan seterusnya.
“Saya menyaksikannya terus naik malam itu, menjadi sangat bersemangat karena saya menggandakan atau melipatgandakan uang saya dalam beberapa jam,” kenangnya. Ketika Hartford bangun keesokan paginya, koin Squid Game yang miliknya yang telah mencapai US$300 tiba-tiba menggelembung menjadi lebih dari US$1.660.
Ia sangat gembira, tentu. Tapi sesuatu yang aneh terjadi. Pada pagi hari tanggal 29 Oktober, ketika dia mencari tagar $SQUID di Twitter, dia melihat orang-orang men-tweet bahwa mereka tidak dapat menjual kepemilikan mereka. Hartford berhenti sejenak. “Saya tidak yakin pada tahap itu apakah saya telah ditipu atau tidak,” katanya.