Jakarta, FORTUNE - Capital gain adalah alasan masyarakat berbondong-bondong masuk ke pasar modal. Keuntungan ini berbeda dengan dividen yang didapat dari hasil pembagian profit perusahaan publik kepada para pemegang sahamnya.
Meski demikian, capital gain tak hanya didapat dari berinvestasi saham di pasar modal, melainkan juga pada instrumen lainnya, mulai dari emas, bitcoin, properti, hingga arloji mewah. Lantas apa itu capital gain?
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai capital gain.
Pengertian capital gain
Definisi sederhana dari capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual dengan harga beli aset investasinya. Keuntungan terjadi karena adanya peningkatan nilai dari capital atau modal awal yang dikeluarkan.
Sedangkan, capital loss adalah kebalikan dari capital gain. Capital loss didefinisikan sebagai kerugian yang terjadi diakibatkan harga jual lebih murah dibanding harga belinya. Tak tanggung-tanggung, kerugian para investor bisa sampai ratusan juta atau jumlah besar lainnya.
Perbedaan capital gain dan dividen
Mungkin Anda menganggap capital gain dan dividen adalah serupa karena sama-sama memberikan keuntungan pada investor. Akan tetapi, nyatanya kedua istilah ini berbeda. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Lamanya waktu investasi
Perbedaan pertama dari kedua istilah ini adalah lamanya waktu investasi. Pembagian keuntungan atau dividen dilakukan hanya sekali dalam setahun. Dapat dikatakan, periode waktu investasi yang diperlukan sangat lama. Apabila Anda ingin mendapatkan dividen yang banyak, amaka sebagikan investasi yang dilakukan besar pada awal tahun.
Sedangkan, capital gain hanya perlu memerlukan modal kecil untuk membelinya. Investor akan mendapatkan keuntungan pada saat harga saham mengalami kenaikan.
Sifat pendapatan
Perbedaan lainnya adalah dividen bersifat pasif. Investor tidak perlu melakukan banyak kegiatan trading untuk mendapat keuntungan. Anda hanya perlu menunggu keuntungan dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan capital gain yang bersifat aktif. Investor harus melihat dan pandai dalam memainkan trading di pasar modal. Apabila harga naik, segera lakukan penjualan untuk mendapatkan keuntungan.
Waktu mendapatkan keuntungan
Pada dividen, Anda akan mendapatkan keuntungan secara rutin, yaitu paling tidak sekali dalam setahun, dengan jumlah besaran yang diterima ditentukan saat Rapat Umum Pemegang Saham.
Sedangkan, waktu mendapatkan keuntungan pada capital gain bisa kapan saja. Hal tersebut dikarenakan capital gain tidak terikat dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
Waktu untuk bertransaksi
Pada dividen, waktu pembelian saham dilakukan sebelum batas waktu akhir cum date yaitu lama perolehan dividen bagi investor yang telah tercatat dalam kepemilikan.
Sedangkan, waktu bertransaksi capital gain adalah saat tiba masa ex date. Ex date adalah masa di kala investor tidak masuk ke dalam pemilikan saham.
Jenis-jenis capital gain
Secara kategori, capital gain juga bisa dibagi menjadi dua yakni jangka pendek dan jangka panjang.
Capital gain jangka pendek
Dalam perdagangan saham di pasar modal, capital gain jangka pendek bisa diperoleh karena harga saham sejumlah emiten sangat fluktuatif, bisa naik dan turun dalam waktu singkat karena sentimen tertentu. Dari sana para investor harian, atau yang kerap disebut dengan trader, mencari keuntungan.
Contohnya adalah saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) yang kini bersalin nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang harganya sempat melonjak hingga 12,04 persen ke level Rp2.000 per lembar saham pada perdagangan sesi pertama pada 14 Desember 2020.
Lonjakan tersebut disebabkan sentimen pasar terhadap penunjukan BRIS sebagai entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) atau merger bank syariah BUMN. Jika investor membeli 10 lot (1.000 lembar) saham di awal sesi perdagangan dengan harga Rp1.785 per lembar, lalu menjualnya di akhir sesi, capital gain yang dinikmati bisa mencapai Rp215 ribu hanya dalam beberapa jam.
Capital gain jangka panjang
Capital gain jangka panjang biasanya didapatkan investor atau pemilik saham yang menjual asetnya setelah menyimpannya lebih dari 36 bulan dan memperoleh keuntungan. Biasanya, instrumen investasi yang termasuk dalam kategori ini adalah obligasi, surat utang, dan reksa dana.
Khusus untuk instrumen investasi properti, dapat dikategorikan sebagai capital gain jangka panjang apabila keuntungannya didapat setelah aset tersebut dimiliki lebih dari dua tahun.
Dalam investasi properti, capital gain juga kerap dikenal dengan return of investment (RoI). Namun, sebenarnya RoI berbeda dengan capital gain. Ia merupakan persentase dari total laba, yang didapat dari capital gain dan income dari sewa, dibagi total investasi dan dikalikan 100 persen.
Misalnya, seorang investor membeli rumah seharga Rp400 juta di tahun ini. Kemudian unit rumah tersebut ia sewakan dengan harga Rp4 juta per bulan atau Rp48 juta per tahun, dan dibayar sekaligus dimuka selama dua tahun sehingga ia memperoleh uang sewa Rp84 juta.
Dua tahun kemudian, kawasan di sekitar rumahnya berkembang pesat sehingga harga properti miliknya naik menjadi Rp500 juta. Dengan demikian, ia mendapatkan keuntungan Rp184 juta (Rp84 juta+Rp100 juta), sementara RoI yang diperoleh adal 46 persen (Rp184 juta/Rp400 juta x 100%) selama dua tahun atau 23 persen per tahun.
Cara menghitung capital gain
Apabila Anda masih bingung dalam menghitung capital gain, berikut merupakan rumus yang bisa digunakan.
Capital Gain = Harga Jual - (Harga Beli x Jumlah produk yang ingin diinvestasikan)
Capital gain adalah jumlah keuntungan yang didapatkan oleh seorang investor di pasar saham. Setelah membaca artikel ini, tertarik untuk mencobanya?