Jakarta, FORTUNE - Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Nico Kanter, mengatakan proyek Baterai Kendaraan Listrik (EV) bersama Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) masih berjalan sesuai progres.
Sejauh ini, perusahaan bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL)—entitas terafiliasi CATL—tengah mempersiapkan pengembangan ekosistem baterai EV di sisi antara (midstream), yakni pembangunan smelter nikel dengan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF).
“Nanti akan saya update. Sekarang kami lagi masuk ke midstream, persiapan lahan untuk industrial park jalan, feasibility study finalisasi midstream sedang berjalan. Insyaallah (progresnya) baik,” kata Niko saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (22/7).
Pada 23 Desember tahun lalu, Antam dan HKCBL resmi membentuk usaha patungan (joint venture/JV) untuk proyek baterai. Pembentukan JV tersebut disepakai setelah perseroan menyelesaikan transaksi jual beli (sales purchase agreement/SPA) saham pada anak usahanya, PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Feni Haltim (FHT), dengan HKCBL.
Transaksi yang dilaksanakan di Kementerian Investasi tersebut juga menandakan dimulainya kerja sama Antam dan CATL di sisi hulu tambang serta pemurnian dan pengolahan lebih lanjut turunan nikel sampai menjadi sel baterai dalam proyek Dragon.
Antam melepas 49 persen kepemilikan sahamnya di SDA—pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di kawasan Buli, Halmahera Timur— kepada CBL.
Kemudian, Antam juga mendivestasikan 10 persen kepemilikan sahamnya di FHT kepada HKCBL yang juga merupakan anak usaha CATL.
Antam ditargetkan meraup Rp7,23 triliun dari kedua divestasi tersebut.
Selain dengan HKCBL, Antam juga masih berupaya menggaet mitra dari Korea Selatan untuk JV kedua dari proyek ekosistem kendaraan listrik tersebut untuk menggaet pasar Amerika Serikat. Korea Selatan yang sudah memiliki Free Trade Agreement (FTA) tidak akan terjegal aturan Inflation Regulation Act (IRA).
"Kami mendiversifikasikan strategic partner untuk EV ekosistem kami bagi dua, pertama dengan Cina, yang kedua itu dengan KIA Korea memang masih dalam tahap proses yang sedang berjalan," kata Nico.