Jakarta, FORTUNE - Emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), berencana melakukan go private dan voluntary delisting. Ini terungkap setelah perseroan menyampaikan surat bernomor 081/NI-CORSEC/XI/23 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal permohonan suspensi perdagangan saham META pada Selasa (7/8).
“Perseroan menyampaikan rencana untuk melakukan go private dan voluntary delisting kepada BEI setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2023,” jelas pengumuman BEI pada Selasa (7/11/2023).
Sehubungan dengan hal tersebut, BEI memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek per 8 November 2023 hingga pengumuman lebih lanjut
Dalam keterangannya kepada BEI, Corporate Secretary Nusantara Infrastructure, Dahlia Evawani, mengatakan penghentian sementara perdagangan saham tersebut tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
"Perseroan akan melakukan keterbukaan Informasi secara terpisah, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha dan Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan, yang akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman RUPSLB Perseroan," tulisnya.
Masih merugi
META baru saja mengumumkan pendapatan kuartal III-2023 sebesar Rp1,42 triliun pada akhir pekan lalu, tumbuh 132,07 persen dibandingkan dengan Rp614,64 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, perseroan masih membukukan kerugian Rp156,86 miliar atau berbalik dari tahun sebelumnya yang mencatat laba Rp 65,56 miliar.
Kerugian tersebut disebabkan, antara lain, lonjakan pada beban langsung dan pokok penjualan hingga 325,12 persen menjadi Rp 950,22 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 223,51 miliar. Kemudian, terjadi lonjakan beban konstruksi menjadi Rp 749,51 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 405,95 juta.
Kemudian, laba bruto naik 21,7 persen dari Rp391,13 miliar menjadi Rp 476,23 miliar. Dengan demikian, laba usaha perseroan tercatat Rp 287,07 miliar hingga September 2023. Sementara, laba usaha naik 44,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp198,49 miliar.