Jakarta, FORTUNE - Laba PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada triwulan I-2024 terpangkas cukup dalam akibat penurunan harga batu bara global.
Laporan Keuangannya menunjukkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hanya sebesar Rp790,94 miliar, turun 31,9 persen dari periode Januari-Maret 2023 yang sebesar Rp1,16 triliun.
Penurunan tersebut sejalan dengan merosotnya pendapatan PTBA menjadi Rp9,40 triliun, lebih rendah 5,82 persen dari pendapatan pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,95 triliun.
Pendapatan segmen batu baranya mencapai Rp9,29 triliun atau turun 5,86 persen dari Rp9,84 triliun.
Sementara, pendapatan dari aktivitas lainnya Rp112,87 miliar atau turun 2,53 persen dari Rp115,73 miliar.
Dalam tiga bulan pertama 2024, PTBA beroleh pendapatan Rp9,4 triliun dan EBTDA Rp1,5 triliun setelah dikurangi biaya-biaya.
PTBA mengalami tantangan berat setelah terjadi koreksi pada harga batu bara sekaligus fluktuasi pasar pada tahun ini.
Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21 persen secara tahunan dari US$100,44 per ton pada Januari sampai Maret 2023 menjadi US$78,9 per ton.
Rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49 persen secara tahunan menjadi US$125,76 per ton.
Untungnya, penjualan perseroan ditopang oleh peningkatan produksi batu bara sebesar 7 persen dari 6,8 juta ton pada periode sama tahun lalu menjadi 7,3 juta ton.
Kenaikan produksinya ini beriring kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10 persen menjadi 9,7 juta ton.
Pada triwulan pertama 2024, PTBA melakukan penjualan ekspor sebesar 3,8 juta ton atau naik 4 persen dibandingkan dengan periode sama sebelumnya.
Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, seperti India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
Sementara realisasi penjualan domestic market obligation (DMO) mencapai 5,9 juta ton atau tumbuh 14 persen dari periode sama tahun lalu.
Lalu, realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari–Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
"Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target," demikian keterangan manajemen PTBA.
Target 2024
Di tengah tantangan fluktuasi harga, PTBA menyatakan akan berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja.
Perusahaan itu juga berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (BLU batu bara) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak bagi kinerja keuangan PTBA.
"Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi cara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," lanjut manajemen.
Tahun ini, dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis, PTBA menargetkan produksi batu baranya dapat mencapai 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan batu baranya 33,7 juta ton.