Laba XL Axiata Anjlok 51 Persen di Kuartal III 2021

Laba merosot meski pendapatan naik tipis 0,73 persen.

Laba XL Axiata Anjlok 51 Persen di Kuartal III 2021
Shutterstock_Triawanda Tirta Aditya
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT XL Axiata Tbk mengalami perlambatan kinerja pada kuartal III tahun ini. Sepanjang Januari-September, perusahaan hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun atau turun 51,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp2,07 triliun.

Meski demikian, berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan emiten berkode EXCL itu naik 0,73 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp19,65 triliun menjadi Rp19,80 triliun. Kontributor terbesar pendapatan berasal dari data, yakni sebesar Rp16,80 triliun. Jumlah itu naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp16,09 triliun. Namun, pendapatan non data turun dari Rp2,24 triliun di tahun lalu menjadi Rp1,60 triliun dari Rp 2,24 triliun.

Selanjutnya, pendapatan jasa telekomunikasi lainnya tercatat Rp741,7 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp475 miliar. Lalu jasa interkoneksi sebesar Rp460,6 miliar turun dari tahun lalu sebesar Rp606,4 miliar; pendapatan sirkit langganan Rp164,7 miliar atau naik dari tahun lalu sebesar Rp141 miliar; serta pendapatan sewa menara Rp30,69 miliar atau turun dari Rp104,413 di tahun lalu.

Adapun penyebab tergerusnya laba bersih pada Januari hingga September tahun ini adalah penurunan keuntungan dari penjualan dan sewa-balik menara dari Rp1,97 triliun menjadi Rp313,29 miliar. Selain itu, keuntungan dari selisih kurs juga terpangkas dari Rp10,61 miliar di tahun lalu menjadi Rp6,38 miliar.

Dari sisi beban, terjadi kenaikan ada pos penjualan dan pemasaran dari Rp1,36 triliun manjadi Rp1,89 triliun. Sementara beban infrastruktur turun tipis menjadi Rp5,95 triliun dariRp 6 triliun, beban interkoneksi dan beban langsung lainnya turun dari Rp1,19 triliun menjadi Rp1,03 triliun; beban gaji dan kesejahteraan karyawan turun dari Rp952,23 miliar menjadi Rp 803,94 miliar; serta beban umum dan administrasi turun dari Rp243,32 miliar menjadi Rp 221,32 miliar.

Biaya keuangan perusahaan mengalami penurunan pada akhir kuartal ketiga tahun ini menjadi Rp 1,77 triliun dari Rp 1,97 triliun. Sedangkan penghasilan keuangan turun menjadi Rp 62,85 miliar dari Rp 140,58 miliar.

Di pos liabilitas, perseroan mencatat kenaikan dari Rp48,60 triliun pada akhir Desember 2020 menjadi Rp48,76 triliun di akhir September 2021. Ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp18,08 triliun dan liabilitas jangka panjang di angka Rp29,95 triliun. Adapun ekuitas perusahaan di akhir September 2021 tercatat sebesar Rp19,82 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 19,13 triliun.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil