Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah bergerak melemah pada perdagangan Jumat (5/7) pagi. Mata Uang Garuda turun tipis 9 poin atau 0,06 persen ke Rp16.339 per US$ di awal perdagangan. Sebelumnya, pada Kamis (4/7) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 41 poin atau 0,25 persen ke level Rp16.330 per US$.
Mengutip Antara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa sentimen dalam negeri yang akan turut mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini adalah rilis data cadangan devisa yang oleh Bank Indonesia.
Cadangan devisa RI pada Juni 2024 sendiri diperkirakan akan berkisar US$137,5-139,5 miliar dari posisi Mei yang tercatat US$139 miliar,AS sejalan dengan peningkatan sentimen risk off di pasar keuangan global sepanjang Juni.
Sementara itu, volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp15,12 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp11,80 triliun.
Pelaku pasar juga akan mencermati rilis data tenaga kerja AS bulan Juni yang akan diumumkan malam ini di mana Non-Farm Payroll (NFP) diproyeksikan akan berkisar 190.000 dari bulan sebelumnya 272.000, sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan stabil di level 4 persen.
Josua memprediksi rupiah akan berada di kisaran Rp16.275 per US$ sampai dengan Rp16.375 per US$ pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia terpantau kompak menguat pada perdagangan pagi hari ini. Hanya Yuan China yang tercatat turun 0,01 persen.
Sebaliknya, Yen Jepang terpantau naik 0,40persen, Dolar Hongkong menguat 0,01 persen, Dolar Singapura naik 0,13 persen, Dolar Taiwan naik 0,13 persen, Won Korea menguat 0,14 persen, dab Peso Filipina naik 0,04 persen.
Demikian pula dengan Rupe India yang menguat 0,04 persen, Ringgit Malaysia naik 0,03 persen dan Baht Thailand naik 0,12 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak melemah 0,10 persen dan Poundsterling turun 0,08 persen, sementara Dolar Kanada naik 0,02 persen dan Franc Swiss menguat 0,19 persen.