Rupiah Bertenaga ke Rp16.253/US$ usai Data PDB AS Dirilis Lebih Rendah

Mata uang kawasan Asia masih bergerak bervariasi pagi ini.

Rupiah Bertenaga ke Rp16.253/US$ usai Data PDB AS Dirilis Lebih Rendah
Sejumlah warga mengantre untuk menukarkan uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (17/4). NTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Rupiah menguat 11,50 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.253 per US$ pada perdagangan Jumat pagi.
  • Analis pasar uang memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS menyusul terkoreksinya indeks dolar dan imbal hasil obligasi AS.
  • Pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi, dengan beberapa mata uang menguat dan beberapa melemah.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka menguat pada perdagangan Jumat (31/5) pagi dengan kenaikan 11,50 poin atau 0,07 persen menjadi Rp16.253 per US$.

Pada Kamis (30/5) sore, rupiah ditutup pada Rp16.265 per US$ atau merosot 105 poin (0,65 persen).

Analis pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS hari ini menyusul terkoreksinya indeks dolar dan imbal hasil obligasi AS setelah data ekonomi PDB AS terbukti lebih lemah dari perkiraan. 

"Penguatan mungkin tidak akan signifikan mengingat investor masih wait and see mengantisipasi data penting inflasi PCE AS malam ini. Rupiah bisa bergerak di kisaran Rp16.150 per US$ sampai Rp16.300 per US$," ujarnya.

Adapun pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan selain data PDB Q1-2024 dan komponennya, klaim tunjangan pengangguran, penjualan rumah tertunda juga dirilis lebih buruk dari ekspektasi pasar.

Pelemahan data-data ini memperbesar peluang pemangkasan suku bunga acuan AS dan membuat penguatan dolar AS sebelumnya tertahan dan mengalami koreksi.

Pagi ini indeks dolar bergerak ke sekitar 104,70-an, sementara pagi sebelumnya di atas 105.

Namun, di sisi lain, pelaku pasar menurutnya masih memperhatikan data inflasi terbaru AS dari Core PCE Price Index April yang akan dirilis malam ini. Dengan begitu, pelemahan dolar AS mungkin tidak terlalu dalam.

"Konflik di Timur Tengah yang memanas belakangan ini juga turut menjaga kekuatan nilai dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Rupiah masih berpeluang berkonsolidasi hari ini di kisaran Rp16.200–16.280 terhadap dolar AS," katanya.

Pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini.

Yen Jepang naik 0,04 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, peso Filipina naik 0,25 persen, rupe India menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia naik 0,04 persen, dan baht Thailand naik 0,03 persen.

Sebaliknya, dolar Singapura turun 0,03 persen, dolar Taiwan turun 0,05 persen, won Korea melemah 0,16 persen, dan yuan Cina turun 0,06 persen.

Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,09 persen dan poundsterling naik 0,05 persen, sementara dolar Kanada turun 0,01 persen dan franc Swiss turun 0,03 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024