Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa (21/5) pagi dengan penurunan 62 poin atau 0,39 persen ke Rp16.040 per US$.
Pada Senin (20/5) sore, rupiah ditutup pada Rp15.978 per US$ atau turun 23 poin (0,14 persen).
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah akan kembali melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Pasalnya, pelaku pasar masih menunggu data baru dari notulen rapat moneter bank sentral AS yang akan dirilis pada Kamis pekan ini.
Selain itu, sentimen soal pemangkasan suku bunga acuan AS ini masih menjadi penggerak harga di pasar keuangan. Pasanya, Fed memang tidak pernah memberikan kepastian soal langkah selanjutnya, melainkan hanya memberikan sejumlah indikasi kebijakan.
"Indeks dolar AS juga terlihat menguat pagi ini, naik ke kisaran 104,60-an, dibandingkan pagi kemarin di posisi 104.40 an. Potensi pelemahan ke arah Rp16.000 per US$, dengan suport di sekitar Rp15.930 per US$," katanya kepada Fortune Indonesia.
Pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini. Hanya rupe India yang menguat, yang mencapai 0,19 persen.
Sementara yen Jepang melemah 0,13 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, dolar Taiwan turun 0,16 persen, won Korea melemah 0,71 persen, dan peso Filipina turun 0,41 persen.
Kemudian, yuan Cina turun 0,08 persen, ringgit Malaysia turun 0,17 persen, dan baht Thailand turun 0,34 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,05 persen dan poundsterling naik 0,06 persen; sedangkan dolar Kanada turun 0,13 persen dan franc Swiss turun 0,10 persen.