Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah menguat pada perdagangan Kamis (21/3) pagi. Mata uang RI itu menguat 12 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp15.665 per US$ dari penutupan hari sebelumnya pada level Rp15.723 per US$, turun 5,5 poin 0,04 persen.
Analis pasar, Lukman Leong, memperkirakan hari ini rupiah akan menguat terhadap US$ yang mengalami pelemahan tajam setelah Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Rabu (21/3) waktu setempat.
Fed baru saja mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan tersebut, dengan kisaran target suku bunga acuan federal fund rate (FFR) pada level 5,25- 5,5 persen.
Meski demikian, perlu dicatat pula bahwa Ketua Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa pertimbangan menahan suku bunga salah satunya karena penurunan suku buga acuan FFR belum tepat sampai adanya keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak mendekati target 2 persen.
"Fed memberikan pernyataan "dovish" dengan menegaskan rencana untuk memangkas suku bunga sebanyak 75 bps tahun ini dibandingkan dengan 50 bps perkirakan investor sebelumnya," ujarnya kepada Fortune Indonesia.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2024.
Suku bunga Deposit Facility juga masih tetap di posisi 5,25 persen dan Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.
"Hari ini rupiah diproyeksikan bergerak di range Rp15.600-15.750 per US$," lanjut Lukman.
Senada dengan pergerakan rupiah, mata uang kawasan Asia terpantau bergerak naik. Yen Jepang menguat 0,48 persen, Yuan China naik 0,10 persen, Won Korea menguat 0,84 persen, Peso Filipina naik 0,37 persen, dan Ringgit Malaysia menguat 0,60 persen.
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam riset yang dipublikasikan Rabu (20/3) memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp15.710-15.780 per US$.
Menurutnya, para pedagang mengkhawatirkan potensi sikap hawkish dari bank sentral, mengingat inflasi yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan selama dua bulan terakhir.