Rupiah Jatuh Lagi Usai Data Ketenagakerjaan AS Dirilis

Diramal menguat pada akhir perdagangan hari ini.

Rupiah Jatuh Lagi Usai Data Ketenagakerjaan AS Dirilis
Sejumlah warga mengantre untuk menukarkan uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (17/4). NTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Nilai tukar rupiah melemah 43 poin atau 0,27 persen ke Rp16.263 per US$ pada perdagangan Rabu pagi.
  • Pengamat pasar uang memperkirakan rupiah berpotensi mengalami penguatan terhadap dolar AS hari ini.
  • Pergerakan mata uang kawasan Asia masih bervariasi, dengan yen Jepang turun 0,30 persen dan won Korea menguat 0,48 persen.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Rabu (5/6) pagi dengan penurunan 43 poin atau 0,27 persen ke Rp16.263 per US$.

Pada Selasa (4/6) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan apresiasi 10 poin atau 0,06 persen ke level Rp16.220 per US$.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berpotensi kembali mengalami penguatan terhadap dolar AS hari ini. Pasalnya, data lowongan pekerjaan Amerika Serikat, yakni JOLTs Job Openings April, yang dirilis tadi malam menunjukkan penurunan menjadi 8,06 juta lowongan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 8,38 juta.

"Kembali menurunnya data ekonomi AS memberikan peluang yang lebih besar bagi kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS," ujarnya kepada Fortune Indonesia.

Meski demikian, pelaku pasar masih menantikan data tenaga kerja AS lainnya pekan ini, terutama yang akan dirilis pada Jumat malam.

"Potensi penguatan hari ini ke arah Rp16.180 per US$, dengan potensi resisten di kisaran Rp16.250 per US$," kata Ariston.

Sementara itu, pergerakan mata uang kawasan Asia masih terpantau bervariasi pada perdagangan pagi hari ini. 

Yen Jepang terpantau turun 0,30 persen, dolar Singapura turun 0,04 persen, peso Filipina turun 0,03 persen, rupe India melemah 0,46 persen, dan yuan China tercatat turun 0,06 persen.

Sementara dolar Hong Kong menguat 0,05 persen, dolar Taiwan naik 0,14 persen, won Korea menguat 0,48 persen, ringgit Malaysia naik 0,07 persen, dan baht Thailand naik 0,05 persen.

Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro begerak melemah 0,05 persen dan poundsterling turun 0,06 persen, sementara dolar Kanada naik 0,04 persen dan franc Swiss turun 0,04 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya